penulisan ilmiah pendahulan dari sumber uniss.ac.id/fat/


MPI-1 : Konsep dan Prinsip Penulisan Ilmiah
September 8, 2016 Fatkhan

PENDAHULUAN

Menulis  merupakan  bagian yang tak dapat dilepaskan dari kehidupan akademik seorang mahasiswa saat menjalani perkuliahan. Berbagai bentuk tulisan akademik menjadi  hal yang perlu  dipahami oleh setiap mahasiswa, mengingat karya tulis yang dibuat menjadi refleksi pemahaman dari setiap bidang ilmu yang dipelajari.

Penulisan ilmiah memiliki peranan dan kedudukan yang sangat penting  dan  merupakan  bagian dari  tuntutan  formal akademik. Di  setiap  universitas,  termasuk  di  UNISS, penulisan karya ilmiah dapat berupa bagian dari tugas  kuliah  yang diberikan dosen kepada mahasiswa,  yakni dalam bentuk  esai, anotasi bibliografi, reviu buku, dan artikel ilmiah, atau merupakan salah satu syarat penyelesaian  studi  untuk memperoleh gelar sarjana, dalam bentuk skripsi.

PRINSIP – PRINSIP PENTING DALAM MENULIS ILMIAH

Menulis  sebagai  sebuah  bentuk  tugas  kuliah  sering  kali  menjadi beban  dan  tantangan  tersendiri  bagi  para  mahasiswa.  Sebelum berbicara  secara  lebih  khusus  mengenai  berbagai  bentuk tulisan yang biasa ditugaskan, alangkah baiknya para mahasiswa memahami  sedikit mengenai klaim-klaim  filosofis  tentang menulis. Berikut ini disampaikan empat klaim mengenai “menulis” yang merujuk pada apa yang disampaikan oleh Fabb dan Durant (2005: 2-6).

Menulis Berarti  Mengonstruksi

Klaim  ini menyatakan  bahwa  menulis  bukan  sekedar mengeluarkan  ide atau  pendapat  secara  bebas,  melainkan proses mengomposisi, dalam kata lain sebuah keterampilan untuk membuat  atau membangun  sesuatu. Dalam proses membangun ini seorang penulis perlu melakukan kontrol terhadap beberapa hal utama, yakni argumen, struktur informasi, struktur teks, gaya bahasa, tata bahasa dan teknik penulisan, serta penyajiannya.

Menulis Melibatkan  Proses  Rekonstruksi  yang Berkelanjutan

Kebanyakan  proses  menulis,  apa  pun  jenis tulisannya, mengalami proses  revisi  secara  berulang.  Proses menulis  yang  diikuti kegiatan  membaca  hasil  tulisan  secara berulang menjadi suatu tahapan yang lumrah dalam melihat hal-hal  yang  masih memerlukan  perbaikan,  penekanan,  dan penguatan dari segi makna, pilihan kata, gaya bahasa, atau aspek penulisan lainnya.

Menulis Adalah  Cara  Berpikir

Dalam hal ini menulis dipandang sebagai alat. Seperti halnya berbagai bentuk diagram visual dan hasil penghitungan angka, praktik berpikir dapat dilakukan dengan cara menulis. Menulis membantu penulis dalam mengorganisasikan ide ke dalam urutan atau  sistematika tertentu yang tidak mudah dilakukan secara simultan dalam pikirannya. Karena itulah pikiran memerlukan alat untuk dapat muncul dan terefleksi. Pada dasarnya pembaca dapat melihat bagaimana cara berpikir penulis melalui tulisan yang dibuatnya.

Menulis Berbeda  dengan  Berbicara

Saat berkomunikasi secara lisan, pendengar dapat menginterupsi pembicara untuk memberikan klarifikasi mengenai berbagai hal yang dibicarakan sehingga pemahaman dapat berjalan lebih mudah. Berbeda dengan komunikasi tertulis, pembaca tidak dapat melakukan klarifikasi seperti yang dilakukan saat orang mendengarkan dan berbicara. Hal ini kemudian mengharuskan penulis  untuk  menyediakan  semaksimal  mungkin  hal-hal  yang menguatkan pemahaman pembacanya. Itu lah mengapa menulis sifatnya cenderung lebih formal dan lebih terikat oleh banyak aturan.

Dengan membaca dan memahami klaim-klaim tersebut secara kritis, diharapkan saat menjalani proses menulis nantinya, mahasiswa dapat secara cermat menyadari  bahwa  menulis  pada dasarnya lebih merupakan proses yang memiliki tujuan dan ciri khas tertentu dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lainnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wah, kalau di Jakarta melakukan hal kaya gini bakal jadi kontroversi gak ya? via VIVAlog

MAKALAH IMPLEMENTASI STRATEGI

TNI-Polri Bersama Warga Perbaiki Tanggul Jebol