MAKALAH IMPLEMENTASI STRATEGI
IMPLEMENTASI
STRATEGI
Disusun
dalam rangka memenuhi tugas
Mata
Kuliah : Manajemen Strategi Sektor Publik
Dosen
Pengampu : M. Fatchuriza, S.Sos., M.IP.
Disusun
Oleh :
Nur
Chabib Muqorrobin Alchaq
30216013
FAKULTAS ILMU SOSIAL
DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SELAMAT SRI
KENDAL
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Organisasi adalah wadah kegiatan yang mencerminkan
pembagian tugas dan wewenang dan tanggung jawab yang meliputi system manajemen
sebagai proses dalam mencapai tujuan. Dalam hal ini terdapat beberapa jenis
organisasi yang dapat dipillih dalam pengimplementasian strategic, namun harus
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi usaha yang dijalankan. (Reza Harahap,
2017).
Implementasi
Strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan yang dibutuhkan untuk
dapat menjalankan perencanaan strategis. Implementasi strategis
merupakan proses dimana beberapa strategi dan kebijakan diubah menjadi tindakan
melalui pengembangan program, anggaran dan prosedur. Walaupun
implementasi biasanya baru dipertimbangkan setelah strategi dirumuskan, akan
tetapi implementasi merupakan kunci suksesnya dari manajemen strategic.
Perumusan strategi dan implementasi strategi harus dilihat seperti
dua sisi mata uang. (Azhar, 2012)
Hitt,
Ireland, dan Hoskisson dalam Farnida
Malahayati (2012) menekankan
bahwa serangkaian tindakan strategis yang disebut formulasi strategi dan
implementasi strategi harus disatukan dengan hati-hati jika perusahaan ingin
mencapai daya saing strategis dan menghasilkan pendapatan di atas rata-rata.
Kesuksesan persaingan terjadi ketika perusahaan menggunakan perangkat dan
tindakan implementasi secara konsisten dengan strategi-strategi level-bisnis,
level-perusahaan, akuisisi, internasional, dan kerjasama yang sebelumnya dipilih.
Berdasarkan
uraian permasalahan di atas, maka penulis akan membahas dan mengkaji lebih
lanjut dalam sebuah makalah yang berjudul “Analisis Kebijakan Publik Bidang
Pendidikan di Indonesia pada Masa Pemerintahan Orde Reformasi”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi rumusan masalah
dalam makalah ini adalah:
2. Bagaimana cara pengukuran prestasi kerja dalam suatu
organisasi?
3. Bagaimana penjelasan tentang devisit maupun unit
fungsional?
C. Tujuan Penulisan
Mengacu
kepada rumusan masalah yang dijelaskan diatas, adapun yang menjadi tujuan
penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk menjelaskan pihak yang mengimplementasikan strategi
dan bagaimana caranya.
2. Untuk menjelaskan cara pengukuran prestasi kerja dalam
suatu organisasi.
3. Untuk menjelaskan tentang devisit maupun unit fungsional.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pihak yang Mengimplementasikan Strategi
Dibandingkan
dengan pihak yang merumuskan strategi,
biasanya pihak yang melakukan
implementasi strategi jumlahnya lebih
banyak. Pada perusahaan multi industri yang besar, pelaksana strategi adalah
setiap orang dalam organisasi tersebut. Para direktur fungsional (pemasaran, SDM,
operasi, dan keuangan), para direktur
divisi atau SBU (strategic business
unit) akan bekerja sama dengan para karyawannya
untuk mengimplementasi seluruh rumusan yang telah dibuat dalam skala besar.
Sedangkan para manajer pabrik, manajer
proyek dan kepala-kepala unit akan mengimplementasi rumusan strategi tersebut
secara rinci dan dalam skala yang lebih kecil. Oleh karena itu setiap manajer operasi harus mampu mengawasi
implementasi rencana strategis sampai pada tingkat lini pertama Untuk mendukung
hal itu maka karyawan harus dilibatkan dalam berbagai proses
implementasi, baik pada level korporat, unit bisnis maupun fungsional. Tidak
sedikit orang yang mempunyai peran penting dalam implementasi strategi justru
kurang banyak dilibatkan dalam pengembangan strategi. Akibatnya, hal ini berpotensi memunculkan resistensi
bagi mereka. Resistensi ini akan semakin tampak jika perubahan misi, tujuan, strategi dan berbagai
kebijakan penting perusahaan tidak
dikomunikasikan secara jelas dan
transparan kepada seluruh manajer operasional. Jika ini terjadi, bisa
terjadi para manajer operasional tersebut akan berusaha mempengaruhi manajemen puncak untuk meninggalkan perubahan
baru yang direncanakan, dan kembali ke cara lama. Oleh karena itu, untuk
menghindari kemungkinan kejadian buruk tersebut, maka perusahaan harus
melibatkan manajer tingkat menengah dalam seluruh proses, baik dalam perumusan
strategi maupun implementasinya. (Dedek Sitorus, 2015).
2.2 Cara
Mengimplementasikan Manajemen Strategi
Untuk dapat mendukung implementasi strategi yang telah
disusun, maka para manajer divisi dan wilayah fungsional harus bekerja sama
dengan rekan manajer lainnya dalam mengembangkan
program ,anggaran, dan prosedur yang
diperlukan untuk hal tersebut. Mereka harus mampu bekerja sama untuuk mencapai
sinergi diantara berbagai divisi dan wilayah funngsional agar mampu unntuk
mempertahankan dan mendapatkan keunggulan kompetitif perusahaan atau
organisasi.
Berikut adalah beberapa langkah dalam implementasi
strategic menurut Reza Harahap (2017), diantaranya:
Program dibuat
bertujuan untuk membuat strategi dan dapat dilaksanakan dalam tindakan (action
oriented). Setelah program tersusun,
kemudian dilanjutkan dengan membuat anggaran. Merencanakan sebuah anggaran
adalah proses pengecekan terakhir pihak manajemen terhadap kelayakan strategi
yang dipilih. Dengan memperkirakan biaya yang harus dikeluarkan untuk
mengimplementasikan sebuah progam, hal tersebut menjadi sebuah petunjuk dalam
strategi yang ideal.
Proses menyusun dan mendesain
anggaran program, baik divisional maupun perusahaan akan mengarahkan pihak
manajemen untuk mengembangkan prosedur standart operasi (standart operating
procedures/ SOP). SOP berisi rincian berbagai aktivitas yang diperlukan untuk
sebuah program perusahaan atau organisasi.
Salah satu tujuan
yang harus dicapai dalam implementasi strategi adalah memperoleh sinergi
diantara berbagai fungsi dan unit bisnis yang ada.
Igor Ansoff
menyatakan bahwa terdapat 4 jenis sinergi yang seringkali mempengaruhi
keberhasilan implementasi strategi:
a.
Sinergi Pemasaran
Sinergi pemasaran
dapat tercipta melalui kerjasama antara saluran distribusi, wiraniaga, dan atau
dengan gedung penyimpanan. Misalnya: sinergi melalui periklanan dan promosi
bersama dapat memeberikan keuntungan yang berlipat ganda yang diperoleh dengan
biaya yang relatif lebih kecil.
b.
Sinergi Operasional
Sinergi operasional
dapat diperolah melalui kerja sama penggunaan tenaga kerja dan fasilitas, dan
kebutuhan operasional dengan jumlah yang besar.
c.
Sinergi Investasi
Sinergi investasi
dapat tercipta melalui penggunaan bersama fasilitas produksi dalam pabrik, pembelian persediaan bahan baku,
penggunaan bersama peralatan dan mesin-mesin pengolahan.
d.
Sinergi Manajemen
Sinergi manajemen diperoleh melalui pelaksanaan manajemen yang kompeten
untuk menambah unit bisnis baru atau produk baru, sehingga dapat untuk
meningkatkan kinerja.
Sinergi-sinergi tersebut tidak akan diperoleh begitu saja, dalam mencapai
sinergi-sinergi tersebut perlu adanya usaha untuk mengembangkan budaya
organisasi yang mendukung, serta program pengembangan reorganisasi dalam
memadukan keseluruhan operasi perusahan atau organisasi yang ada.
Penerapan strategi
(implementation)
1. Leadership Implementation
1) Mencari dan menetapkan tenaga ahli pada
posisi yang benar dan tepat
2) Pemimpin pilihan dan penugasan yang
sesuai
3) Gaya dan iklim perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan kepemimpinan
2. Organizational Implementation
1) Meninjau kembali posisi organisasi
perusahaan atau stream living
2) Tetap menjalin hubungan baik dengan distributor
3) Melakukan internal marketing
1) Keputusan strategi benar-benar di
implementasikan
2) Terdapatnya basis pengawasan atas
strategi yang dilaksanakan
3) Ada nya penanganan yang konsisten
4) Koordinasi antar unit lebih ditingkkatkan
2.3 Pengukuran
Prestasi Kerja Organisasi, Divisi dan Fungsional
a.
Organisasi Divisional
Organisasi divisional merupakan jenis perusahaan yang biasa nya digunakan
untuk memproduksi lebih dari satu jenis produk. Organisasi divisional dapat didefinisikan
sebagai struktur organisasi yang dikelompokkan berdasarkan kesamaan produk,
layanan. Didalam organisasi divisional, terdapat pembagian pada setiap divisi, yang memiliki hak wewenang
dan tanggung jawab sendiri-sendiri. Sehingga dengan demikian maka organisasi
divisional lebih terarah dan kondusif
dalam mengimplementasikan manajemen strategic yang sebelumnya telah terencana.
Organisasi divisional ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang berskala
menengah keatas, hal ini disebabkan oleh biaya operasional yang lebih tinggi
dari bentuk organisasi fungsional.
Misalnya: divisi pembuat truk, berbeda
dengan divisi pembuat mobil sedan didalam perusahaan otomotif.
b.
Organisasi
Fungsional
Organisasi fungsional merupakan jenis organisasi yang mencerminkan
unit-unit kerja berdasarkan fungsinya. Jenis organisasi fungsional biasanya digunakan pada
perusahaan yang memproduksi satu jenis barang, atau barang-barang yang
diproduksinya relative sama. Pada struktur ini terdapat lima kelompok kerja
utama yaitu divisi pemasaran, divisi produksi, divisi personalia, serta divisi
belanja umum. Pembagian kerja pada struktur organisasi
fungsional ini dilakukan berdasarkan fungsi manajemennya, seperti keuangan,
produksi, pemasaran, dan sumber daya manusia. Karyawan-karyawan yang memilki
keterampilam atau skill yang sama akan dikelompokkan dalam satu unit
kerja.Misalnya: pabrik roti tawar dan roti manis, apotek, hotel, rumah sakit.
Sehingga dengan model struktur organisasi yang fungsional, sebuah
organisasi akan mampu mengaplikasikan manajemen strategic yang sebelumnya telah
direncanakan guna mencapai tujuannya sesuai dengan jabatan fungsional yang
diemban dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
c.
Kelebihan dan
Kekurangan Organisasi Divisional dan Organisasi Fungsional
- Organisasi Divisional
Kelebihan:
·
Kesatuan komando
terjamin sangat baiik, karena pimpinan berada pada satu tangan
·
Proses pengambilan
keputusan berjalan dengan cepat, karena jumlah orang yang dianjak berkonsultasi
masih sedikit
·
Rasa solidaritas
antar karyawan umumnya sangat tinggi,karena mudah saling mengenal
Kekurangan:
·
Seluruh organisasi
terlalu bergantung pada satu orang, sehingga apabila seseorang tidak mampu,
seluruh organisasi akan terancam kehancuran.
·
Adanya
kecenderungan pemimpin akan bertindak secara otoiter
·
Kesempatan karyawan
untuk berkembang terbatas
- Organisasi Fungsional
Kelebihan:
·
Spesialisasi
karyawan dapat digunakan semaksimal mungkin
·
Solidaritas antar
anggota umumnya tinggi
·
Koordinasi antar
orang yang menjalankan satu fungsi mudah dilaksanakan
Kekurangan:
·
Ada kecenderungan
bagi karyawan karyawan untuk mengspesialisasikan diri dalam suatu bidang
kegiatan tertentu.
·
Orang yang bergerak dalam suatu fungsi atau
bidang tertentucenderung untuk mementingkan fungsinya sendiri, sehingga
koordinasi yang bersifat menyeluruh sukar dijalankan atau sukar untuk
digerakkan total system.
d.
Kendala-Kendala
Dalam Organisasi Divisional Dan Organisasi Fungsional
1)
Kendala Eksternal
Organisasi
divisional
|
Organisasi
Fungsional
|
1. Trend ekonomi,
teknologi,dan kondisi social yang tidak menguntungkan
|
1. Kondisi ekonomi
kurang menguntungkan
|
2. Minimnya kepada
sumber akses keuangan dan manajemen
|
2. Minimnya
pertumbuhan pasar
|
3. Minimnya pasar
domestic yang diperlukan untuk mendukung perusahaan yang terverifikasi dengan
luas.
|
3. Sulitnya dana yang
akan diperolah atau minimnya underwriter yang membantu perusahaan go public.
|
4. Mentalitas
konservatif yakni, budaya puas diri dengan kondisi status quo dan minimnya
hasrat untuk berkembang
|
4. Keterbatasan jumlah
dan kualitas tenaga kerja
|
5. Keusangan teknologi
produksi
|
2) Kendala Internal
Organisasi
Divisional
|
Organisasi
fungsional
|
1. Ketidak sediaan
untuk mengambil resiko yang ada
|
1.Kecilnya ambisi
yang dimiliki oleh wiraswasta
|
2. Manajemen menolak
untuk berubah, untuk melindungi hasrat pribadi
|
2.Rendahnya
efisiensi operasi
|
3. Kurangnya system
pengawasan yang berkaitan dengan penilaian investasi dan operasi
|
3.Masalah produk
dan kelemahannya
|
4. Ketidakluwesan organisasi
|
4.Kurangnya sdm
yang berkualitas dalam perusahaan
|
5. Minimnya
pengembangan manajemen, dan jumlah manajer tidak cukup untuk menangani
|
5.Minimnya sumber
daya seperti pinjaman dana, pabrik wiraniaga dll.
|
6. Minimnya kemampuan
unntuk merumuskan dan mengimplementasikan strategi karena tidak sesuaian
kondisi
|
6.Minimnya
kemampuan perencnaaan dan pengorganisasian
|
(Reza Harahap,
2017)
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Tahap implementasi
merupakan tahap penting untuk melihat dan mengevaluasi apakah sesuai dengan
perencanaan dan trget yang ada. Dengan implementasilah manajemen strategic mampu untuk dilaksanakan
oleh pihak-pihak yang bersangkutan sebagimana mestinya. Beberapa pihak yang
mengimplementasikan strategic diantaranya: Direktur Fungsional (keuangan,
pemasaran, sumber daya manusia, atau operasi),Direktur divisi atau unit basis
strategis (SBU),Manajer proyek,Manajer pabrik,Kepala kepala unit,Manajer
operasional, Dll
Pihak-pihak
yang berperan dalam mengimplementasikan manajemen strategic sangatlah berperan
dalam menetukan sukkses atau tidaknya implementasi strategi, meskipun mereka
hanya sedikit dilibatkan dalam pengembangan strategi perusaahaan. Perubahan visi, misi,
tujuan, strategi, dan kebijakan-kebijkan penting perusahaan lainnya perlu
dikomunikasikan secara jelas dan transparan kepada seluruh manajer operasional.
Dengan demikian maka manajer operasional akan mampu mempengaruhi manajemen
puncak dan manajemen menengah dalam melakukakan setiap proses perumusan maupun implementasi
untuk mencapai kinerja perusahaan yang optimal.
B. Saran
Menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,sehingga penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.kekurangan makalah ini
disebakan terbatasnya jumlah referensi yang penulis gunakan. Sehingga
kedepannya penulis akan lenih fokus dan details dalam menjelaskan tentang
pembahasan makalah dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat
dipertanggung jawabkan. Semoga makalah ini dapat berguna dan memberikan ilmu
yang bermanfaat baik bagi penyaji dan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar. 2012. Implementasi Strategi. https://senyummu13.wordpress.com/2012/03/27/implementasi-strategi.
Diakses pada Rabu 28 Maret 2018.
Malahayati, Farnida. 2012. Pengantar Manajemen “IMPLEMENTASI STRATEGI”.https://farnidaassignment.wordpress.com/2012/10/13/pengantar-manajemen-implementasi-strategi.
Diakses pada Kamis, 29 Maret 2018.
Sitorus, Dedek. 2015. Implementasi Strategi. http://dedektoruz.blogspot.co.id/2015/05/implementasi-strategi.html.
Diakses pada Kamis, 29 Maret 2018.
Harahap, Reza. 2017. Makalah Manajenemen Strategi Mengenai Implementasi
Strategik. Makalah. Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Izin copas bisa kah pak?
BalasHapus