PROSES PRODUKSI DEPARTEMENT SPINNING IV
LAPORAN KKP
PROSES PRODUKSI DEPARTEMENT SPINNING
IV
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Laporan Kegiatan Kuliah Kerja Praktek
Di PT. ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
Disusun Oleh:
MUHAMMAD NASHOHA
2114082
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
UNIVERSITAS SELAMAT SRI
(UNISS) – KENDAL
2018
HALAMAN
PERSETUJUAN
LAPORAN
KULIAH KERJA PRAKTEK (KKP)
Pada
PT. ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
Disusun
Oleh :
MUHAMMAD
NASHOHA
2114082
Program
Studi Manajemen
Telah
Diselesaikan Pada Tanggal 30 September 2018
Dan
Telah Mendapat Persetujuan Sebagaimana Berikut :
Menyetujui, Menyetujui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan KKP
(Suprihono Setyawan, S.Kom.,M.M. ) (Catur Yulianto)
Mengetahui,
Ketua
Program Studi Manajemen
(Muchamad
Purnomo, SE., M.M)
NIDN
: 0611066809
HALAMAN PENGESAHAN
Mahasiswa
tersebut dibawah ini :
MUHAMMAD
NASHOHA
2114082
Program
Studi Manajemen
Telah
Melaksanakan Kuliah Kerja Preaktek (KKP)
Mulai
tanggal 1 Agustus 2018 sampai dengan 30 Oktober 2018
Di
PT. ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
Jalan
Raya Kaliwungu KM 19,
Kota
KENDAL
Pembimbing
Lapangan KKP
(Catur Yulianto)
MOTTO
·
Karena sesungguhnya seseorang yang mempermudah
urusan orang lain, maka Allah akan mempermudah urusan orang tersebut. (HR.
Muslim)
HALAMAN
PERSEMBAHAN
Laporan
Kuliah Kerja Praktik ( KKP ) ini dipersembahkan kepada :
- Ibu
Hj. Sri Selaku Ketua Universitas Selamat Sri (UNISS) Kendal yang
telah memberikan ijin KKP ini berjalan dengan baik.
- Bapak
Muchamad Purnomo, SE., M.M Selaku Ketua Prodi Manajemen
- Bapak
Suprihono Setyawan, S.Kom., M.M selaku dosen pembimbing
- Seluruh
Dosen dan karyawan di Universitas Selamat Sri ( UNISS ) Kendal
- Untuk
keluarga yang telah memberikan dorongan dan doa dalam penyusunan Laporan
KKP ini.
- Seluruh
karyawan dan staf di PT. ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
- DGM
Learning and Devolopment Department PT. ASIA PACIFIC FIBERS Tbk
Kabupaten Kendal, Ibu Rizki Hoviani, S.pd, M.par.
- Untuk
Bapak Catur
Yulianto yang telah membimbing saya di PT.
ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
- Teman-Teman
UNISS
satu angkatan.
- Rekan-Rekan
kerja Spinning IV produksi PT.ASIA PACIFIC FIBERS Tbk.
KATA PENGANTAR
Assalamu
Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia dan
hidayah-nya yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Kuliah Kerja Praktek ini dengan baik. Laporan Kuliah Kerja praktek ini
merupakan rangkuman kegiatan Kuliah Kerja Praktek di PT. Asia Pacific Fibers
Tbk, JL. Raya Kaliwungu Km. 19 Nolokerto, Kaliwungu Kendal Jawa Tengah, periode
1 Agustus – 30 September 2018 untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan
program Kuliah Kerja Praktek Universitas
Selamat Sri (UNISS).
Dalam
pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek ini penyusunan penulis telah banyak
mendapatkan bimbingan, saran, dan motivasi yang sangat besar dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
a.
Dosen Pembimbing KKP UNISS Kendal
b.
Pimpinan PT. Asia Pacific Fibers Tbk
yang telah menerima dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan
KKP.
c.
Seluruh Karyawan PT. Asia Pacific Fibers
Kaliwungu,
01 Oktober 2018
Penulis
Muhammad Nashoha
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
MOTTO ......................................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xi
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang............................................................................ 1
1.2 Perumusan
Masalah.................................................................... 2
1.3 Batasan
Masalah........................................................................ 3
1.4 Tujuan........................................................................................ 3
1.5 Sistematika
Laporan................................................................... 4
BAB
II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian manajemen
prooduksi dan operasi........................... 5
2.2 Pengertian proses produksi........................................................ 6
2.3 Mesin produksi........................................................................... 8
2.4 Pengendalia proses
produksi………………….………………10
2.5 Arti penting pengendalian
proses produksi…………………...11
2.6 Fungsi pengendalian
proses produksi………………………...11
BAB
III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan..................................... 13
3.2 Visi
dan misi perusahaan............................................................ 14
3.3 Lokasi Perusahaan...................................................................... 16
3.4 Struktur organisasi
perusahaan………………………………..17
3.5 Fungsi dan tugas
begian perusahaan…………………………..19
3.6 Prosedur tenaga
kerja………………………………………….21
BAB
IV PEMBAHASAN
4.1 Penempatan Kerja Selama KKP................................................ 27
4.1 Penempatan Kerja Selama KKP................................................ 27
4.1.1 Proses Dryer………………………………………………..28
4.1.2 Proses Melting……………………………………………...32
4.1.3 Proses Take-up……………………………………………..33
4.2 Ringkasan Kuliah Kerja Praktek............................................... 36
4.3 Proses
induksi………………………………………………...36
4.4 Tugas-tugas yang dilakukan…………………………………..37
4.5 Kompetensi baru yang dimiliki……………………………….37
4.6 Rincian kegiatan………………………………………………38
BAB
V PENUTUP
5.1
Kesimpulan ............................................................................... 41
5.2
Saran ......................................................................................... 41
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................... ............43
LAMPIRAN......................................................................................... ............
DAFTAR
GAMBAR
Gambar 3.1 Gedung PT.
Asia Pacific Fibers.................................................... 13
Gambar 3.2 Gedung MKI................................................................................ 14
Gambar 3.3 Lokasi........................................................................................... 16
Gambar 3.4 Bagan Struktur Organisasi............................................................ 17
Gambar 3.5 Fungsi dan
Tugas Bagian.............................................................. 18
Gambar 4.1 Spinning
Plant............................................................................... 26
Gambar 4.2 Dryer Area.................................................................................... 29
Gambar 4.3 Tabung
Pemasukan Chips............................................................. 30
Gambar 4.4 Bahan Baku
Chips........................................................................ 30
Gambar 4.5 Melting
area.................................................................................. 32
Gambar 4.6 Mesin
Winder/Penggulungan........................................................ 34
Gambar 4.7 Take Up area................................................................................. 34
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3 .........................................................................................................
Tabel 4.4 .........................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Surat Keterangan selesai KKP
2.
Form Penilaian Pembimbing Lapangan KKP
3.
Agenda
kegiatan selama KKP dan absensi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Indonesia
merupakan salah satu Negara yang mempunyai sumber daya alam yang melimpah. Oleh
sebab itu maka, tidak sedikit perusahaan yang memanfaatkan sumber daya alam
sebagai bahan bakunya karena sumber daya alam tidak akan habis-habisnya apabila
ditanggulangi dan dirawat dengan baik. PT Asia Pacific Fibers Tbk merupakan
tempat penulis dalam melaksanakan Kuliah Kerja Praktek Perusahaan ini
memanfaatkan polyester sebagai bahan baku
pembuatan benang. Bahan baku tersebut diolah dari proses ke proses. Untuk
mengetahui dunia industri secara langsung, penulis melaksanakan KKP yang
bertujuan agar siswa mengetahui dunia industri yang sesungguhnya serta menambah
pengalaman siswa. Yang salah satunya ada di PT Asia Pacific Fibers Tbk yang
berada di Jl. Raya Kaliwungu Km.19 Nolokerto Kaliwungu Kendal 51372.
Kuliah Kerja Praktek (KKP)
yang dilaksanakan mahasiswa Program S1 Manajemen Universitas Selamat Sri (UNISS)
akan membuat mahasiswa
merasakan langsung suasana kerja yang diharakan dapat memacu mahasiswa tersebut
untuk dapat lebih meningkatkan nilai-nilai kedisiplinan, kreativitas, kemampuan
adaptasi atau komunikasi, dan juga keterampilan kerja atau praktek. Kuliah
Kerja Praktek adalah kegiatan praktek akademik diluar kampus yang dilakukan
mahasiswa dengan mengikuti Kuliah Kerja Praktek pada perusahaan terkait dengan
bidang konsentrasi yang dipelajari pada Program S1 Manajemen. Program Kuliah
Kerja Praktek (KKP) adalah salah satu syarat mutlak yang wajib dilaksanakan
untuk memenuhi syarat mahasiswa sebelum melaksanakan ujian skripsi.
PT. Asia Pacific Fibers Tbk
memberikan kesempatan yang sangat luas bagi para mahasiswa sebagai pemula untuk
menjalankan Kuliah Kerja Praktek. Melalui kesempatan seperti inipengalaman yang
diperoleh sangatlah berharga karena mahasiswa yang mengikuti Kuliah Kerja
Praktek (KKP) di PT. Asia Pacific Fibers Tbk dapat ikut serta dalam perencanaan
dan penyusunan sampai tahap eksekusi sebuah terlaksananya event pelatihan di
PT. Asia Pacific Fibers Tbk. Kuliah Kerja Praktek (KKP) akan menimbulkan suatu
hubungan antara mahasiswa, Instansi Pendidikan, dan juga perusahaan yang
terkait. Hubungan yang terjalin merupakan suatu hubungan timbal balik antara
pihak yang satu dengan pihak yang lain, yang saling membutuhkan dan saling
mengisi.
Berdasarkan hal diatas, maka
dalam Laporan Kuliah Kerja Praktek (KKP) penulis akan membahas lebih dalam
tentang bagaimana Sistem pekerjaan yang dilakukan oleh PT. Asia Pacific Fibers
Tbk di bagian produksi Department Spinning IV.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, penulis merumuskan
beberapa masalah pada pelaksanaan pekerjaan di bagian Departement Spinning IV
di PT. Asia Pacific Fibers Tbk adalah :
1. Bagaiman sistem pekerjaan yang dilakukan oleh
bagian produksi Departement Spinning IV
?
2. Bagaimana proses
yang digunakan oleh bagian produksi Departement Spinning IV ?
3.
Faktor-faktor apa saja yang menghambat proses produksi Departement Spinning IV
?
1.3
Batasan Masalah
Penulis
selama melakukan Kuliah Kerja Praktek (KKP) di PT Asia Pasific Fibers Tbk,
diberikan orientasi dengan tugas-tugas dalam quality control produksi untuk pengendalian kualitas mutu benang
sintetis, seperti Pengendalian Break repeat, cleaning winder, pengendalian
kotor oil. Hal tersebut sesuai dengan tugas dan kebijakan perusahaan, serta
disesuaikan dengan program studi S1 Manajemen dan status mahasiswa magang.
Penulis dipercaya melaksanakan tugas-tugas operator dalam memproduksi benang
sintetis dengan mutu dan kualitas yang bagus.
1.4 Tujuan
Kuliah Kerja Praktek
Tujuan
pembuatan laporan prakerin di PT. Asia Pasific Fibers Tbk ini adalah sebagai
berikut :
a.
Sarana pembelajaran karya ilmiah.
b.
Sebagai tugas akhir dari pelaksanaan
KKP.
c.
Penulis dapat mengetahui lebih dekat
serta memperoleh dan memperdalam ilmu pengetahuan tentang dunia kerja.
d.
Setelah lulus, Mahasiswa diharapkan siap
dan mampu terjun langsung ke dunia kerja.
e.
Mengetahui kegiatan yang ada di dunia
kerja.
f.
Memotivasi mahasiswa untuk mengembangkan
potensinya di bidang administrasi bisnis.
g.
Menambah wawasan dan pengalaman siswa
akan ketatnya dan kerasnya dunia kerja.
h.
Agar ilmu yang diperoleh selama Kuliah
Kerja Praktek di PT Asia Pacific Fibers Tbk Indonesia dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca.
1.5 Sistematika Laporan
Untuk
mempermudah dalam memahami lebih jelas tentang laporan kuliah kerja praktek
(KKP) ini, dilakukan dengan cara mengelompokan materi menjadi beberapa sub bab
dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
1.
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan
tentang informasi umum yaitu latar belakang, perumusan masalah, batasan
masalah, tujuan dan sistematika laporan.
2.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan teori
yang berupa pengertian dan definisi yang diambil dari kutipan buku yang
berkaitan dengan penyusunan laporan kuliah kerja praktek serta beberapa literature review yang berhubungan
dengan penelitian.
3.
BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini berisikan
gambaran tentang sejarah dan perkembangan, struktur organisasi, dan fungsi
serta tugas bagian dari PT. Asia Pacific Fibers Tbk
4.
BAB IV : PEMBAHASAN
Pada bab ini berisikan
tentang pembahasan tugas dan wewenang, permasalahan yang dihadapi, alternatif
pemecahan masalah dalam sistem PT. Asia Pacific Fibers Tbk
5.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran
yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem berdasarkan yang telah
diuraikan pada bab-bab sebelumnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi
Sebelum membahas lebih jauh mengenai
pemeliharaan mesin, perlu diuraikan terlebih dahulu mengenai pengertian dari
manajemen dan manajemen produksi dan operasi itu sendiri.
Pengertian manajemen begitu luas, sehingga
terdapat perbedaan definisi beberapa pakar manajemen. Pengertian manajemen
menurut T Hani Handoko (2000) : “Manajemen adalah seni untuk menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain.”
Pengertian manajemen menurut Malayu S.P.Hasibuan
(1997) Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu usaha atau kegiatan yang harus
dilakukan secara efisien dan efektif dengan menggunakan bantuan dan bersama
orang lain melalui kerjasama yang terpadu terpadu, agar tercapai tujuan yang
telah ditentukan oleh perusahaan untuk memperoleh keuntungan maksimal.
“Produksi merupakan penciptaan atau penambahan
faedah bentuk, waktu dan tempat atas factor-faktor produksi sehingga lebih
bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia.”
Dari pengertian produksi diatas, maka
disimpulkan bahwa produksi adalah penciptaan atau penambahan faedah atau
kegunaan atas faktor-faktor produksi yang telah diolah sedemikian rupa sehingga
lebih bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia sehari-hari.
Sedangkan Pengertian Manajemen Produksi dan
Operasi, menurut Sofyan Assauri (2004) adalah:
“Manajemen Produksi dan Operasi merupakan
kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya
yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat dan sumber daya dana serta
bahan, secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan
sesuatu barang atau jasa”.
2.2. Pengertian Proses Produksi
Menurut Sofyan Assauri (2004:75) definisi proses produksi adalah:
Proses produksi adalah cara, metode dan teknik
untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan
menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan, dana) yang ada.
Menurut Sofjan Assauri (2004:75), proses produksi dapat dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu:
1. Proses produksi yang terus-menerus (continuous processes)
Menurut beberapa ahli, pengertian proses
produksi yang terus-menerus adalah sebagai berikut:
Menurut Sofjan Assauri (2004:75), proses produksi adalah :
Proses produksi terus-menerus adalah proses
produksi yang menggunakan mesin dan peralatan yang dipersiapkan untuk
memproduksi produk dalam jangka waktu yang lama/panjang, tanpa mengalami
perubahan untuk jenis produksi yang sama.
Menurut T. Hani Handoko (2000:122).:
Proses produksi yang terus-menerus adalah
proses produksi yang memproduksi kumpulan-kumpulan produk dalam jumlah besar
dengan mengikuti serangkaian operasi yang sama dengan kumpulan produk
sebelumnya.
Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa proses produksi yang terus-menerus adalah suatu proses produksi yang
memproduksi produk yang sejenis dalam jangka waktu yang panjang.
2. Proses produksi yang terputus-putus (intermittent processes)
Menurut
beberapa ahli, pengertian dari proses produksi yang terputus-putus itu adalah
sebagai berikut:
Menurut
Assauri (2004:75),
pengertian dari proses produksi terputus-putus adalah sebagai berikut:
Proses
produksi yang terputus-putus adalah proses produksi yang menggunakan waktu yang
pendek dalam persiapan peralatan untuk perubahan yang cepat guna dapat
menghadapi variasi produk yang berganti-ganti.
Berdasarkan
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa proses produksi yang terputus-putus
adalah proses produksi yang memproses produk yang variasinya berganti-ganti
dalam jangka waktu yang pendek dengan menggunakan mesin dan peralatan yang
cepat guna.
Sedangkan sifat-sifat atau ciri-ciri dari
proses produksi yang terputus-putus menurut Sofjan Assauri (2004:76-77) adalah:
a. Produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat
kecil dengan variasi yang sangat besar (berbeda) dan didasarkan atas pesanan.
b. Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem,
atau cara penyusunan peralatan berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi
atau peralatan yang sama dikelompokkan pada tempat yang sama, yang disebut
dengan process lay out atau departmentation by equipment.
c. Mesin yang dipakai dalam proses produksi
seperti ini adalah mesin-mesin yang bersifat umum.
d. Produk yang dihasilkan sangat besar, sehingga
operatornya perlu mempunyai keahlian atau skill
yang tinggi dalam pengerjaan produk tersebut.
e. Proses produksi tidak mudah/akan terhenti
walaupun terjadi kerusakan atau terhentinya salah satu mesin atau peralatan.
f. Persediaan bahan mentah biasanya tinggi, karena
tidak dapat ditentukan pesanan apa yang akan dipesan oleh pembeli dan juga
persediaan bahan dalam proses lebih tinggi daripada continuous process/manufacturing, karena prosesnya
terputus-putus/terhenti-henti.
g. Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan
peralatan handling yang dapat flexible (varied
path equipment) yang menggunakan tenaga manusia seperti kereta dorong atau forklift.
2.3. Mesin Produksi
Penemuan
mesin-mesin dan peralatan merupakan bagian dari sejarah dan peradaban manusia
dalam usaha peningkatan produktivitas dan memperbanyak produk baik variasi
maupun jumlahnya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jadi adanya mesin-mesin
sangat membantu manusia dalam melaksanakan proses pengerjaan atau produksi
suatu barang, sehingga barang dapat dihasilkan dalam waktu yang lebih pendek,
jumlah yang lebih banyak dan kualitas yang lebih baik.
Menurut
Sofjan Assauri (2004:79)
pada prinsipnya mesin dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1.
Mesin
yang bersifat umum atau serba guna (general
purpose machine)
Mesin yang serba guna merupakan suatu mesin
yang dibuat untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu untuk berbagai jenis
barang atau produk atau bagian dari produk.
Adapun sifat atau ciri-ciri dari mesin-mesin
serba guna adalah:
a. Mesin-mesin seperti ini biasanya dibuat dengan
bentuk standar dan selalu atas dasar untuk pasar dan bukan atas dasar pesanan.
b. Mesin-mesin serba guna ini sangat fleksibel
penggunaannya karena dengan beberapa macam operasi ini dapat menghasilkan
beberapa macam produk (dalam suatu variasi yang sama).
c. Oleh karena mesin-mesin ini bersifat umum atau
serba guna, maka untuk membuat variasi atau bermacam-macam operasi, dibutuhkan
adanya pekerja-pekerja yang terdidik dan berpengalaman atau mempunyai keahlian
(skill) yang tinggi dalam melayani
mesin-mesin tersebut.
d. Dengan adanya kemungkinan untuk menghasilkan
beberapa jenis barang atau produk sekaligus, maka diperlukan kegiatan
pemeriksaan atau inspeksi atas apa yang dikerjakan pada mesin serba guna ini.
e. Oleh karena mesin-mesin serba guna ini biasanya
tidak otomatis, untuk menjalankan mesin-mesin tersebut dibutuhkan banyak tenaga
kerja terutama tenaga-tenaga ahli, maka operasi produksi yang menggunakan mesin
ini membutuhkan biaya yang lebih mahal.
f. Biaya pemeliharaan mesin-mesin serba guna ini
lebih murah dan kegiatan pemeliharaannya lebih murah, demikian juga penggantian
(replacement) mesin lebih mudah
dilakukan karena bentuk mesin-mesin ini standart.
g. Oleh karena penggunaan mesin
ini serba guna (bersifat umum) maka mesin-mesin seperti ini tidak mudah
ketinggalan zaman atau menjadi kuno (tua) seperti mesin-mesin bersifat khusus.
2. Mesin-mesin
yang bersifat khusus (special purpose
machines)
Mesin-mesin
yang bertujuan bersifat khusus (special
purpose machines) adalah mesin-mesin yang direncanakan dan dibuat untuk
mengerjakan satu atau beberapa jenis kegiatan yang sama.
Adapun sifat atau ciri-ciri mesin yang bertujuan
bersifat khusus adalah:
a. Mesin-mesin seperti ini biasanya dibuat atas
dasar pesanan dan dalam jumlah atau volume
yang kecil (sedikit).
b. Mesin-mesin bersifat khusus ini biasanya agak
otomatis, sehingga pekerjaannya lebih cepat, dan oleh karena itu dipergunakan
dalam pabrik yang menghasilkan produknya dalam jumlah yang besar (produksi
massa).
c. mesin-mesin ini agak otomatis, maka biasanya
terdapat pekerjaan (job) yang lebih uniform dan jumlahnya lebih sedikit,
sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang lebih sedikit.
d. Biaya pemeliharaan dari mesin-mesin ini adalah
lebih mahal dari mesin-mesin serba guna, karena untuk kegiatan pemeliharaan
mesin-mesin ini dibutuhkan tenaga-tenaga ahli yang khusus.
e. Oleh karena mesin-mesin ini dipergunakan untuk
produksi massa, maka biaya produksi/operasi per unit relatif lebih rendah.
f. Mesin-mesin seperti ini tidak dapat digunakan
untuk menghadapi perubahan dari produk yang diminta oleh konsumen atau
pelanggan.
2.4. Pengertian Pengendalian
Proses Produksi
Dalam
perusahaan semua kegiatan perlu adanya pengendalian. Pengendalian adalah salah
satu fungsi manajemen yang mengadakan penilaian bila perlu mengadakan koreksi, sehingga apa yang dilakukan
bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud tercapainya tujuan
yang sudah digariskan semula. Sebelum membahas mengenai pengendalian proses
produksi, terlebih dahulu akan dibahas arti dari pengendalian yaitu :
“Pengendalian adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin
bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan apa yang ditetapkan “ (T. Hani
Handoko, 2001: 234).
Sedangkan
yang dimaksud dengan proses produksi adalah kegiatan dalam suatu perusahaan
yang di arahkan untuk menjamin kontinuitas dan aktifitas untuk menyelesaikan
produk sesuai dengan bentuk dan waktu yang diinginkan dalam batas-batas yang
direncanakan. Dengan adanya pengendalian dalam pelaksanaan produksi dari
perusahaan dapat membuahkan hasil yang baik.
2.5. Arti
Penting Pengendalian Proses Produksi
Proses produksi merupakan suatu bentuk kegiatan yang paling penting
dalam pelaksanaan produksi disuatu perusahaan. Hal ini karena proses produksi
merupakan cara,metode maupun teknik bagaimana kegiatan penambahan faedah atau
penciptaan faedah tersebut dilaksanakan. Kelancaran proses produksi sangat
dipengaruhi sistem produksi yang telah dipersiapkan sebelum perusahaan
melaksanakan proses produksi. Selain itu demi kelancaran proses produksi
diperlukan pula pengendalian proses produksi yang akan mengendalikan seluruh
komponen penting dalam suatu perusahaan.
2.6. Fungsi pengendalian proses
produksi
“Fungsi pengendalian proses produksi adalah perencanaan, penentuan
urutan kerja, penentuan waktu kerja, pemberian perintah kerja, dan tindal
lanjut dalam pelaksanaan” (Agus Ahyari 2002: 53)
Macam-macam dari fungsi pengendalian proses produksi
a. Perencanaan produksi
Untuk merencanakan tentang apa dan berapa produk yang akan
diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan dalam suatu periode yang akan
datang. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan produksi adalah adanya
optimalisasi produk sehingga akan dapat dicapai tingkat biaya yang paling
rendah untuk pelaksanaan suatu proses produksi itu sendiri.
b. Penentuan urutan kerja
Suatu fungsi yang menetukan urutan suatu proses produksi yang akan
dilaksanakan oleh perusahaan. Sehingga perusahaan dapat menetukan urutan
kegiatan kerja yang logis, sistematis, dan ekonomis melalui urutan mana bahan
baku yang dipersiapkan untuk diproses menjadi produk akhir atau barang jadi.
c. Penentuan waktu kerja
Suatu fungsi yang mentukan waktu kerja kapan pekerjaan proses
produksi akan dilaksanakan. Penentuan waktu kerja yang tepat dan jelas akan
dapat membantu tercapainya tingkat produktivitas kerja yang tinggi dalam
perusahaan.
d. Pemberian perintah kerja
Yang memiliki fungsi untuk menyampaikan perintah kepada bagian
pengelolaan yang akan dilakukan sesuai dengan urutan pekerjaan yang telah
ditentukan.
e. Tindak lanjut dalam pelaksanaan proses
produksi
Fungsi yang menindak lanjuti dalam kegiatan proses produksi. Sebab
walaupun urutan kerja dan waktu kerja sudah disusun dengan baik, kemudian
diberikan perintah untuk memulai suatu pekerjaan, bukan berarti semua proses
produksi dapat berjalan dengan yang diharapkan. Bisa saja terjadi penyimpangan-penyimpangan proses.
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Sejarah dan Perkembangan PT. Asia
Pacific Fibers Tbk
3.1.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan PT.
Asia Pacific Fibers Tbk
PT.
Asia Pacific Fibers Tbk merupakan perubahan nama dari PT. Polysindo Eka Perkasa
Tbk salah satu dari anak perusahaan Texmaco Group. PT. Polysindo Eka Perkasa Tbk berdiri pada
tahun 1984 dengan status PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri). Perusahaan ini
mulai beroperasi pada tahun 1996 dengan pemengang saham yaitu :
1.
Bapak Sinivasan
2.
Bapak G. Manusami
3.
Bapak Pong Nugroho
Nama PT. Asia Pacific FibersTbk pertama kali di tetapkan pada tanggal 10
November 2009 atas ketetapan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No.
AHU-54294.AH.01.02. Perubahan nama dari sebelumnya PT. Polysindo Eka PerkasaTbk
tersebut di setujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada
rapat tanggal 10 September 2009 di depan notaris Sutjipto,SH. MK. di Jakarta.
PT. Asia Pacific Fibers
Tbk yang sebelumnya dikenal sebagai PT. Polysindo Eka Perkasa Tbk merupakan
produsen dan pemasar chip polyester, serat dan benang filamen dengan mendirikan
pabrik di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Perbaikan terus menerus dilakukan
dalam infrastruktur perusahaan untuk meningkatkan produktivitas dan dengan
portofolio produk yang lebih baik permintaan untuk produk perusahaan di pasar domestik
dan ekspor.
Pada tahun 90-an, perusahaan
memulai perluasan pabrik dengan mendirikan PT. Asia Pacific Fibers Tbk di
Karawang, Jawa Barat, Indonesia. Pada tahun 1997, perusahaan ini mapan sebagai
produsen polyester terkemuka.
Sejak itu perusahaan
ini telah menambah kapasitas, terapan teknologi, inovasi proses dan produk, dan
memiliki pasar diseluruh dunia. PT. Asia Pacific Fibers Tbk merupakan
perusahaan manufaktur berada pada kapasitas 330.000 MT per tahun, sehingga
membuat produsen polyester terbesar di Indonesia.
3.2
Visi
dan Misi PT.
Asia Pacific Fibers Tbk
Visi : Menjadi
salah satu perusahaan terbaik di
dunia dengan secara konsisten menyediakan produk-produk yang senantiasa memuaskan
pelanggan.
Misi : Menciptakan keunggulan
bersaing berupa penciptaan produk yang
berkualitas prima dengan biaya yang kompetitif dan upaya penyerahan tepat waktu
serta inovasi produk yang berkesinambungan.
Logo : Logo merupakan identitas dari
suatu perusahaan yang bertujuan agar identitasnya dapat dikenali dengan mudah.
PT. Asia Pacific Fibers Tbk memiliki logo yang sederhana sehingga mudah diingat
oleh masyarakat .
Logo PT. Asia Pacific Fibers Tbk
memiliki filosofi yaitu produk benang yang menguasai pasar dunia, serta benang
yang tidak putus mengelilingi lingkaran berartikan perusahaan harus selelu improvment terhadap kualitas produk dan
layanan, yang nantinya tidak ada kata putus seperti benang, dan setiap bagian
kecil merupakan detail improved
seperti benang dari ujung ke ujung akhir kualitas harus tetap terjaga dan sama
kualitasnya.
Gambar 3.1
(Gedung PT Asia Pacific Fibers)
Gambar 3.2
(gedung mki)
3.3 Lokasi Perusahaan
PT.
Asia Pacific Fibers terletak di Jalan Raya Semarang - Kendal dengan jarak 19 Km
dari pusat Kota Semarang. Tepatnya di Desa Nolokerto, Kecamatan Kaliwungu,
Kabupaten Kendal
Desa
Nolokerto dipilih sebagai lokasi perusahaan karena :
1.
Letaknya stategis karena berada di
wilayah pantura
2.
Mudah dijangkau transportasi sehingga
dapat memperlancar kegiatan perusahaan.
3.
Mudah mendapat prasarana pendukung
produksi.
4.
Mudah mendapat tenaga kerja.
5.
Tidak terlalu jauh dengan perkotaan.
PT.
Asia Pacific Fibers berkantor di Desa Nolokerto, Kecamatan Kaliwungu Kabupaten
Kendal. Perusahaan ini menempati area sekitar 18.7 hektar jalan dan taman 9,3
hektar. Perusahaan ini memiliki kantor perwakilan pusat di Mulia Center lantai
10 Jl. HR. Rasuan Said. Jakarta, 12940.
Gambar 3.3
(lokasi perusahaan)
3.4
Struktur
Organisasi (Perusahaan)
PT.
Asia Pacific Fibers Tbk dipimpin oleh seorang Direktur Unit Bisnis 1 yang
membawahi departemen MKI (Multikarsa Investama) 1, MKI 2 dan SPINNING IV. Tugas
utama Direktur adalah mengorganisir perusahaan dan menentukan langkah-langkah
yang harus dijalankan sehingga tujuan perusahaan dapat direalisasikan. Dalam
pelaksanaan tugas, Direktur dibantu oleh Kepala Depertemen/Manager yang membawa
tiap-tiap departemen. Struktur organisasi yang diterapkan dan dijalankan oleh
PT. Asia Pacific Fibers Tbk adalah sistem Five
Layer, yang terdiri dari Kepala Unit, Kepala Departemen/Manager, Kepala
Seksi/Superintendent, Kepala Sub Seksi/Supervisor dan Operator. Di dalam
struktur organisasi PT Asia Pacific Fibers Tbk yang dimunculkan adalah
jabatannya dan bukan pangkatnya. Istilah pangkat akan lebih melekat pada
orangnya. Secara struktur dalam satu departemen di pimpinan oleh Kepala Sub
Seksi dengan pangkat Supervisor. Kepala Sub Seksi membawahi dan memimpin
beberapa operator pelaksana yang bertugas melaksanakan proses produksi dan
mengoperasikan mesin-mesin.
Gambar 3.4
(Bagan
Struktur Organisasi)
3.5 Fungsi dan Tugas Bagian
(Perusahaan)
Gambar 3.5
(Bagan Struktur Organisasi diDepartemen)
1.
Kepala unit
Adalah bagian yang
bertugas merencanakan, mengorganisir, mengarahkan serta mengendalikan semua
kegiatan operasional yang berhubungan dengan proses produksi
2.
Kepala Departement/Manager
Adalah merupakan salah
satu fungsi dan jabatan yang ada disetiap perusahaan, bertugas memimpin
perusahaan dan menjadi motivator bagi karyawannya
3.
Kepala Seksi/Superintendent
Adalah mengatur segala
proses dan kerja dalam suatu area
4.
Kepala Sub Seksi/Supervisor
Adalah bagian yang
mengatur kerja karyawan bawahannya untuk membuat pekerjaan dengan hasil yang
baik. Membuat hasil produksi lebih baik, mengatur absensi bawahannya supaya
tidak sering absen karena berhubungan dengan man power setiap operatornya
5.
Operator
Adalah pekerja yang
bekerja disuatu perusahaan dengan mengoperasiakan sebuah peralatan suatu pabrik
dengan prosedur berdasarkan instruksi dari perusahaan. Menjalankan sesuai
dengan prosedur dan menaati perintah atasannya
3.6 Prosedur Tenaga Kerja
a.
Tenaga
Kerja
Sumber daya manusia adalah salah satu bagian
dan asset terpenting dalam suatu perusahaan. Perusahaan tidak dapat berjalan
optimal, apabila sumber daya manusia yang tidak mendukung.
PT. Asia Pacific Fibers banyak menyerap
tenaga kerja yang sebagian besar berasal dari masyarakat di Kabupaten dan
sekitarnya. Sampai saat ini PT. Asia Pacific Fibers Tbk memiliki 2363 tenaga
kerja yang terbagi menjadi 2224 karyawan laki-laki (94%) dan 139 karyawan
perempuan (6%). Tenaga kerja pada PT. Asia Pacific Fibers Tbk memiliki
pendidikan yang berbeda beda mulai dari S2 sebanyak 5 orang (0,2%) S1 sebanyak
146 orang (6,3%) D3 sebanyak 100 orang (4,2%) SLTA sebanyak 1805 orang (76,4%) SLTP/SD sebanyak
307 orang (12,9%). Manajemen Sumber Daya Manusia yang diterapkan oleh PT. Asia
Pacific Fibers Tbk meliputi :
a. Karyawan
Tetap
Karyawan tetap pada PT. Asia Pacific Fibers Tbk merupakan
karyawan yang telah bekerja pada perusahaan kurang lebih 1 tahun. Proses
menjadi karyawan tetap harus mengikui on
the job training selama 6 bulan kemudian dievaluasi apakah layak untuk
terus berada di perusahaan. Kemudian jika layak maka training diperpanjang lagi selama 6 bulan. Jika selama masa on the job training dan training yang kurang lebih 1 tahun
terlewati barulah keputusan akhir dibuat jika layak maka menjadi karyawan
tetap.
b. Karyawan
Kontrak
Karyawan
kontrak di PT. Asia Pacific Fibers Tbk terdapat 2 bagian, yaitu kontrak untuk
menggantikan posisi orang tertentu di perusahaan atau kontrak karena pada
posisi tersebut sedang kekurangan karyawan. Biasanya setelah kontrak berakhir,
akan ada perjanjian apakah karyawan tersebut lanjut bekerja di perusahaan atau
berhenti hanya sebatas kontrak.
c. Karyawan Magang
PT. Asia
Pacific Fibers Tbk sangat terbuka apabila ada seseorang atau kelompok serta
instansi tertentu untuk belajar bekerja. Biasanya untuk magang atau Praktik
Kerja Lapangan di PT. Asia Pacific Fibers Tbk wajib menyertakan permohonan
serta proposal agar perusahaan dapat menetapkan tempat yang tepat untuk
seseorang tersebut.
b.
Jam
Kerja Karyawan
Pengalokasian
jam kerja bertujuan untuk memastikan pergerakan perusahaan tak terganggu oleh
waktu dengan pembagian waktu yang tepat dan efisien. Pada PT. Asia Pacific
Fibers Tbk terdapat berbagai macam jam kerja yang dikelompokkan menjadi empat
group. Yakni Group G, Group E, Group F dan Group 4G3S. Pembagiannya adalah
sebagai berikut :
a.
Jam Kerja Karyawan Group GS (General Shift)
Senin s/d Kamis : 08.00 - 16.00 dengan istirahat 30 menit
Jum’at :
08.00 - 16.00 dengan istirahat 90 menit
pada pukul 11.30 – 13.00
Sabtu : 08.00
- 11.30 tanpa istirahat
b.
Jam Kerja Kayawan Group E (Shift-1 terus
menerus)
Senin s/d Kamis : 06.00
- 14.00 dengan istirahat 30 menit
diatur oleh departemen
Jum’at :
06.00 - 14.00 dengan istirahat 90 menit
diatur
oleh departemen
Sabtu : 08.00 - 11.30 tanpa istirahat
- Jam Kerja Karyawan Groub F
(Shift 1 dan 2)
Shift
Satu : 06.00 - 14.00 dengan istirahat
30 menit
diatur
oleh departemen
Shift Dua : 14.00 - 22.00 dengan
istirahat 30 menit
diatur oleh departemen
- Jam Kerja Karyawan 4G3S
Shift
Satu : 06.00 - 14.00 dengan istirahat
30 menit
diatur oleh departemen
Shift
Dua : 14.00 - 22.00 dengan istirahat 30 menit
diatur oleh departemen
Shift
Tiga : 22.00 - 06.00 dengan
istirahat 30 menit
diatur oleh
departemen
c.
Kegiatan
yang dilaksanakan
Rekap
absensi
Jadwal absen diisi apabila karyawan tersebut
berhalangan masuk kerja maupun tidak melakukan swept dengan alasan tertentu.
(contoh
jadwal terlampir dibawah ini)
Ketentuan
Rekap absensi
§ S1 :
Surat Dokter (Sakit)
§ S2 :
Kecelakaan Kerja
§ A :
Alfa
§ B :
Ijin
§ C : Cuti
§ D : Dispensasi
Macam
Dispensasi
a.
Keluarga meninggal : 1 hari
b.
Istri melahirkan : 2 hari
c.
Anak
khitanan : 2
hari
d.
Anak
menikah : 2
hari
e.
Menikah : 3
hari
f.
Tukar OFF
Apabila karyawan lembur 4 jam dapat 1 off dengan mengisi
form tukar off yang
ditandatangani oleh supervisor dan kepala departemen (form tukar off terlampir).
g.
Unswept
Setiap
karyawan harus Swept, dan
apabila tidak swept (unswept) karena
sesuatu tertentu seperti badge ketinggalan maupun mesin swept rusak, karyawan
harus mengisi form unswept yang
di tandatangani oleh karyawan tersebut dan kepala departemen. (form unswept terlampir)
h.
Cuti
Cuti
adalah hak karyawan untuk tidak masuk kerja yang dapat diambil ketika
membutuhkan. Form cuti ditandatangani oleh kepala seksi, orang tersebut, dan
kepala departemen. (form cuti terlampir)
Setelah form-form tersebut direkap pada
jadwal kerja karyawan, maka untuk selanjutnya form-form tersebut dikirim ke
Departemen HRD. Sebagai bukti pengiriman, form-form tersebut
diekspedisi (form ekspedisi terlampir). Setelah didistribusikan ekspedisi
di filing di
ekspedisi karyawan. Selain
itu perusahaan juga membantu organisasi ataupun komite-komite yang bertujuan
untuk meningkatkan produktifitas kerja.
a. Komite Disiplin
Komite
Disiplin bertugas untuk menangani masalah pembinaan kedisiplinan kerja,
disiplin kehadiran, disiplin apel, dan disiplin perijinan.
b. Komite Satgas ( Satuan Tugas )
Komite
Satgas bertugas untuk membantu pihak satpam dalam menjaga keamanan dan
ketertiban di area departemen dan seluruh perusahaan.
c. Komite Rohanian
Komite
ini bertugas untuk menangani masalah pembinaan mental dan spiritual yang meliputi kegiatan, sholatjumat
dan peringatan - peringatan hari besar agama lain.
d. Komite P2K3 (Panitia Pembinaan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja)
Komite ini bertujuan untuk pembinaan kepada
karyawan mengenai manfaat penerapan kesehatan dan keselamatan serta alat
keselamatan kerja di area departemen masing – masing.
d. Jaminan Kesejahteraan Karyawan
PT. Asia Pacific Fibers Tbk memperhatikan
jaminan kesejahteraan karyawan antara lain dengan fasilitas sebagai berikut.
a.
Pelatihan
dan pengembangan karyawan di departemen learning dan development.
b.
Pembentukan
organisasi karyawan yaitu Forum Komunikasi Karyawan (FKK).
c.
Jamsostek
( Jaminan Sosial Tenaga Kerja).
d.
Pengadaan
alat keselamatan kerja.
e.
Tempat
ibadah.
f.
Makan
dan minum.
g.
Koperasi
karyawan.
h.
Pakaian
kerja.
i.
Rekreasi
bagi karyawan dan keluarga
j.
Kendaraan
antar jemput
k.
Program
KB.
l.
Tunjangan
Hari Raya, Tunjangan Kelahiran, dan Tunjangan Kematian.
m.
Fasilitas
olah raga dan kesenian.
n.
Pensiun
Karyawan.
e. Distribusi Dokumen
Dokumen didistribusikan ke departemen
departemen terkait. Contoh dokumen yang didistribusikan adalah :
4
Form Rotasi Karyawan
Form
tersebut berisi keterangan tentang pemindahan group karyawan. Yang
didistribusikan ke departemen HRD dan departemen yang mendistribusikan memiliki
bukti pengiriman form tersebut, yang di filling di Rotasi Karyawan.
5
Formulir Permintaan Lembur
Berisi
tentang informasi karyawan yang bekerja melampaui batas waktu kerja
(lembur). Seperti pendistribusian Form Rotasi Karyawan, Formulir Permintaan
Lembur juga didistribusikan ke departemen HRD dan departemen yang
mendistribusikan memiliki bukti pengiriman form tersebut, yang di filling di Komunikasi
Karyawan.
6
Komunikasi Karyawan
Berisi
mengenai keterangan seorang karyawan. Misalnya keterangan tentang memindahan
group yang dilampiri dengan Formulir Rotasi Karyawan.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Penempatan Kerja Selama Kuliah
Kerja Praktek
KKP dilaksanakan dari tanggal 1 Agustus
2018 sampai dengan 30 September 2018 Penulis ditempatkan di Departemen Spinning IV
Produksi.
Departemen Spinning IV merupakan suatu
departemen produksi PT. Asia Pacific Fibers Tbk yang memproduksi benang POY (
Partially Oriented Yarn ), dengan Indirect System Extruder. Jumlah extruder 32,
tiap extruder terdiri dari 16 winder/posisi. Tiap posisi terdiri dari 8 ends/bobbin,
sehingga total ends sebanyak 4.096. Tipe winder yang digunakan yaitu mesin
winder CW 4T Auto Doff System
Spinning
Proses :
Gambar
4.1
(Gambar Spinning Plant)
Alur proses produksi benang POY :
Unit Dryer ( pengeringan )
Unit Melting ( pelelehan )
Unit Take-Up
( penggulungan )
4.1.1
Proses Dryer ( proses pengeringan )
Yaitu
proses awal/ pertama dimana chip dimasukkan ke dalam tabung untuk dikeringkan
dengan suhu panas yang tinggi untuk menghilangkan kadar air yang ada dalam chip
tersebut. Pemilihan chip disini juga tidak boleh sembarangan memasukkan chip
kedalam tabung karena tiap chip untuk produksi benang yg berbeda juga tentunya.
Proses
aliran chips yang berada pada dryer :
Conveying
Crystallizer
a.
Conveying
Chips
yang telah memenuhi standar pengecekkan kualitas di laboratorium dimasukkan ke
dalam chips charging hopper ±8 bag/shift ( 1 bag =1000 Kg ).
Chips
charging hoper adalah tangki penampung yang berfungsi menampung chips dari bag ke wet chips silo (raw chips
silo). Mekanisme perjalaanan chips adalah 'chips-udara-chips-udara-dsf', hal
ini dikarenakan agar tidak terjadi bloking di pipa. Akibat adanya gaya
gravitasi, chips turun dan masuk pada rotary feeder yang akan mengatur seberapa
banyak chips yang akan ditransfer. Chips didorong dengan udara tekan (air
pressure) yang bertekanan 2-3 bar dan dengan cara tactscub valve, 1 dan 2 membuka dan
menutup secara bergantian. Untuk mengatur debit chips yang akan masuk ke unit
pre conveying terdapat suatu alat yaitu Air Lock 1 yang bekerja secara
otomatis. Pada tahap pre conveying terdapat unit sensor yang digunakan untuk
mengetahui besarnya tekanan udara dari utilitas yang masuk ke wet chips silo.
Wet
chips silo adalah tangki tempat penampungan chips sementara yang berasal dari
chips charging hopper. Mekanisme pada tahap conveying, chips turun dari wet
chips silo ke dalam air lock II karena adanya gaya gravitasi. Sebelum masuk ke
dalam air lock II, chips terlebih dahulu melewati metal detector yang
dilengkapi sensor untuk mendeteksi apakah dalam silo terdapat logam atau benda
asing yang akan masuk ke crystallizer hopper bersama chips sebelum masuk pada
crystallizer hopper.
b.
Crystallizer
Crystallizer
adalah mesin yang berfungsi untuk mengkristalkan chips
(pelepasan lapisan film
pada permukaan chips) dan mengurangi kandungan air dalam chips. Sebelum chips
masuk pada crytallizer terlebih dahulu ditampung dalam tangki crystallizer
hopper.
Didalam crystallizer,
chips dikurangi kadar airnya karena bila kadarnya terlalu banyak akan
menyebabkan chips yang sudah menjadi polymer pada saatditarik akan terlalu
lembek sebaliknya bila kadar air terlalu sedikit maka filament mudah putus saat
ditarik.
Pengurangan kadar air chips di crystallizer dilakukan dengan
cara dihembuskan udara tekan
yang sudah dipanaskan
di heater, setelah
udara digunakan untuk memanaskan chips maka temperaturnya akan berkurang
dan dimungkinkan mengandung debu. Debu juga dapat berasal dari pengelupasan
permukaan chips yang dipanaskan menjadi berbentuk kristal, oleh sebab itu udara
disaring di dalam cyclone, dimana debu masuk kedalam drum cyclone dan udara
yang sudah bersih dihisap kembali oleh blower kemudian dipanaskan di heater
dengan temperatur 167,8 »C.
Chips
yang telah mengalami proses pengeringan nantinya akan dilelehkan sampai menjadi
bentuk benang. Proses pelelehan chips menjadi polymer dimulai pada mesin
extruder dengan beberapa tingkatan heater.
Chips yang berada didalam
tangki bottom hopper
kemudian ditransfer menuju extruder
untuk dilakukan pelelehan. Proses pelelehan
chips didalam extruder
menggunakan lima unit heater dengan temperatur berkisar antara 270 °C-300 °C.
Gambar 4.2
(dryer area)
Gambar 4.3
(tabung pemasukan chip)
Gambar 4.4
(bahan baku chips)
4.1.2
Melting
Proses Melting adalah proses pelehan / pembentukan benang filament di Chamber Unit. Sebelum
proses pembentukkan filament, polymer disaring yang nantinya diperoleh
kandungan melt yang bersih sebelum masuk ke CPF.
Fungsi CPF juga untuk
menjaga temperatur melt dengan uap panas yang berasal dari boiler. Lelehan
dipompa ke spin pack dimana lelehan didorong melalui lubang spinneret yang
sangat kecil untuk membentuk filament / serat benang yang tidak terputus.
Selanjutnya di gulung pada mesin take-up. Uraian penjelasan secara garis besar
dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini.
1. Pack, yaitu bagian yang
berfungsi membentuk filament, dimana pada pack ini terdapat spinneret yang
berbentuk Iingkaran dengan lubang- lubang yang berada pada permukaannya, jumlah
dari lubang pada permukaan spinneret ini yang menentukan
jumlah filament.
2. Screen Filter, yaitu
bagian yang berfungsi menyaring quenching air filament.
3. Permukaan Brocket, yaitu
bagian yang berfungsi mengatur jarak tinggi rendahnya filament yang keluar dari
spinneret menuju ke pig tail guide, dimana
tinggi rendahnya jarak filament
berpengaruh pada kualitas benang yang diproses.
4. Dinding Air Duct
(chamber) , yaitu dinding penutup agar udara tidak berhembus ke filament
setelah filament tersebut mengalami pendinginan.
5. Pig Tail Guide, yaitu
bagian yang berfungsi untuk mengatur filament yang telah menyatu dan
menghaluskan benang.
Terbentuknya
filament-filament akibat adanya gerakan dorongan yang dikendalikan oleh motor
pump. Motor pump akan menggerakan spin pump untuk mengkompressikan melt agar
dapat keluar dari gear pump. Gear pump adalah alat untuk mensupply melt ke spin
pack menjadi delapan (A-H) bagian pack
per satu unit posisi. Di bagian spin pack terjadi pembentukan filament dengan
jumlah lubang spinneret dan bentuk cross
section yang diinginkan,
maka untuk merubah settingannya hanya mengganti bagian
spin packnya. Filament yang keluar dari lubang spinneret cenderung mempunyai
partikel polymer yang tidak beraturan. maka untuk membentuk
pembentukkan orientasi molekul polymer diperlukan pendinginan berupa hembusan
udara dingin dari screen.
Oiling, yaitu bagian yang
berfungsi sebagai tempat untuk memberikan oli pada filament, adapun fungsi dari
oli adalah untuk menyatukan dan menghaluskan benang serta untuk mengurangi
elektrostatis pada saat filament ditarik. Pengaruh oiling terhadap benang
adalah pada saat proses selanjutnya dimana semakin tinggi kadar oiling dapat
mengakibatkan pada saat proses pewarnaan tidak sesuai dengan apa yang
diinginkan sebab permukaan serat tertutup oleh oil, Jika kadar oiling rendah
maka pada saat proses penarikan akan terjadi slip dan akan mudah putus. Setelah
melwati tahap oiling filament akan di satukan menjadi satu oleh pig tail.
Gambar 4.5
(melting area)
4.1.3
Proses Take up (penggulungan)
Yaitu proses setelah pelelehan chip dan
proses melting lalu diproses dangan mesin dan digulung dengan bobin menggunkan
winder/mesin untuk menggulung benang.
Mekanisme kerja dari mesin
take-up adalah sebagai berikut:
Filament-filament
yang telah keluar dari pack spinneret dan telah mengalami hembusan udara
mendadak (quench) digabungkan menjadi satu menjadi benang oleh nozzle
dan pigtail yang dilewatkan pada spin pack untuk menjaga filament dari gangguan
luar. Apabila ada salah satu filament yang putus pada benang maka benang akan
ditarik secara manual dari lubang spinneret yang telah mengalami hembusan udara
dingin sampai diperoleh benang yang utuh, sedangkan sisa dari penarikan akan
dihisap oleh aspirator. Benang lalu dilewatkan pada guide roll 1 dan guide roll
2 dengan arah putaran yang saling berlawanan yang berfungsi untuk menstabilkan
tegangan dan sekaligus menjaga tensionnya. Diantara guide roll 1 dan guide roll 2 terdapat interlace yang
berfungsi untuk mengurangi kandungan oil pada benang dan memperbaiki struktur
filament. Benang yang turun akan melewati traverse guide yang berfungsi sebagai
pengantar benang untuk membentuk gulungan dan mengatur sudut gulungan. Tempat
penggulungan benang POY ada dua dengan tujuan apabila benang POY bagian atas
telah penuh sesuai standart maka POY tersebut akan turun dan digantikan
posisinya bagian yang bawah untuk naik ke atas dan siap untuk proses
penggulungan lagi.
Gambar 4.6
(mesin winder/penggulungan)
Gambar
4.7
(take
up area)
4.2
Ringkasan
Kuliah Kerja Praktek
Penulis melakukan kuliah kerja praktek di PT. Asia Pasific Fibers Tbk dan
ditempatkan pada Devisi Produksi yang dimulai pada tanggal 1 Agustus 2018
sampai dengan 30 September 2018 kegiatan penulis dilaksanakan dengan tertib
yaitu selama enam hari kerja dalam seminggu. Untuk hari senin-jumat jam kerja mulai pukul 08.00 – 16.00 wib dan
pada hari sabtu jam kerjanya mulai pukul 08.00 – 11.30 wib. Tugas yang
dilakukan meliputi tugas-tugas produksi yang ada di Departement Spinning IV.
4.3
Proses
Induksi
Dalam laporan KKP ini penulis ingin
menjelaskan beberapa proses induksi selama magang, antara lain :
1. Datang
ke PT. Asia Pacific Fibers Tbk untuk persyaratan dan kesediaan pihak HRD
menerima mahasiswa KKP.
2. Mengurus
surat permohonan KKP di PT. Asia Pacific Fibers Tbk di Universitas Selamat Sri
(UNISS)
3. Mengirim
surat permohonan KKP langsung ke PT. Asia Pacific Fibers Tbk.
4. Menerima
surat balasan ijin KKP dari PT. Asia Pacific Fibers Tbk.
5. Melaksanakan
KKP di PT. Asia Pacific Fibers Tbk yang dimulai 1 Agustus 2018 s/d 30 September
2018
6. Menyelesaikan
tugas-tugas KKP
4.4
Tugas-tugas
yang dikerjakan selama KKP
Selama melakukan KKP di
PT. Asia Pacific Fibers Tbk, penulis telah
melaksanakan tugas
antara lain :
1. Melakukan
cleaning winder.
2. Melakukan
Proses Control seperti cleaning mesin, menurunkan benang yang putus.
3. Mengganti traverse yang macet.
4. Membersihkan
touch roll yang kotor.
4.5
Kompetensi
Baru yang dimiliki
Selama mengikuti kegiatan KKP penulis
mendapatkan pengalaman dan kompetensi baru, berikut merupakan kompetensi yang didapat
penyusun selama KKP antara lain :
1. Penulis
mampu beradaptasi dan bersosialisasi dengan budaya perusahaan.
2. Penulis
mampu berlatih disiplin dengan SOP perusahaan.
3. Penulis
mampu melakukan arsip data dengan cepat dan tepat.
4. Penulis
mendapatkan tambahan ilmu mengenai produksi.
5. Penulis
mendapatkan tambahan relasi selama melakukan program magang.
4.6
Rincian
Kegiatan
Rincian
Kegiatan KKP di PT. Asia Pasific Fibers Tbk. Tanggal 1 Agustus 2018 – 30
September 2018
Nama : Muhammad Nashoha
NIM : 2114082
Perguruan
Tinggi : Universitas Selamat Sri (UNISS)
Program
Studi : S1 Manajemen
Tabel 4.1
Kegiatan Tanggal 1 – 12 Agustus 2018
No.
|
Aktifitas
|
1.
|
Pengenalan
di area produksi
|
2.
|
Pengarahan
dari pembimbing magang mengenai SOP
|
3.
|
Pemberian
arahan dari pembimbing magang
|
4.
|
Memperhatikan
praktek kerja produksi di area produksi
|
5.
|
Pengarahan
dari supervisor untuk mengamati cara kerja karyawan
|
6.
|
Membersihkan
area kerja
|
7.
|
Keliling
mengamati ruang produksi
|
8.
|
Membersihkan
waste(sisa benang)
|
9.
|
Mengamati
proses control
|
Tabel 4.2
Kegiatan Tanggal 15 – 26 Agustus 2018
No
|
Aktifitas
|
1.
|
Cleaning winder
|
2.
|
Menurunkan benang yang putus
|
3.
|
Cleaning touch roll
|
4.
|
Cleaning mesin
|
5.
|
Menurunkan benang yang putus
|
6.
|
Cleaning touch roll
|
7.
|
Cleaning mesin
|
8.
|
Menurunkan benang yang putus
|
9.
|
Membersihkan waste (sisa
benang)
|
Tabel 4.3
Kegiatan Tanggal 28 Agustus – 9 September 2018
No.
|
Aktifitas
|
1.
|
Mengganti traverse yang macet
|
2.
|
Cleaning spinneret
|
3.
|
Cleaning mesin
|
4.
|
Membersihkan waste (sisa
benang)
|
5.
|
Mengganti transfer tail
|
6.
|
Menurunkan benang yang putus
|
7.
|
Mengganti pigtail
|
8.
|
Cleaning touch roll
|
9.
|
Melakukan proses
control
|
Tabel 4.4
Kegiatan Tanggal 11 – 30 September 2018
No.
|
Aktifitas
|
1.
|
Menurunkan benang yang putus
|
2.
|
Cleaning mesin
|
3.
|
Melakukan proses
control
|
4.
|
Mengganti traverse yang macet
|
5.
|
Menurunkan benang yang putus
|
6.
|
Membersihkan waste (sisa
benang)
|
7.
|
Mengganti transfer
tail
|
8.
|
Menurunkan benang yang putus
|
9.
|
Membersihkan waste (sisa
benang)
|
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Sebelum bekerja seorang pekerja
harus mempunyai planning (rencana) apa yang akan dikerjakan, agar pada saat
bekerja tidak bingung untuk mengerjakan sesuatu. Pelajaran ataupun kesimpulan
yang penulis peroleh selama melaksanakan Kuliah kerja Praktek serta dalam
melaksanakan tugas-tugas yang penulis terima adalah :
1. Dalam bekerja harus teliti, pada
saat bekerja harus selalu disiplin kerja baik dalam konteks bekerja, waktu,
atribut yang dikenakan dalam bekerja, sikap kerja dan yang lainnya. Itu semua
sangat penting guna mencapai tujuan bersama.
2. Pada saat bekerja harus hati-hati
tidak sembrono serta tidak menyepelekan hal sekecil apapun.
3. Taatilah SOP, K3 yang berlaku karena
keluarga menunggu dirumah
4. Dapat mengetahui proses atau alur
kerja yang ada ditempat penulis melaksanakan praktek kerja industri.
5. Mampu berkomunikasi antara individu
dengan individu yang lain, sehingga dapat menjalin kerja sama yang baik serta
tercapai kesuksesan.
6.
Mendengarkan
dengan baik perintah dan petunjuk dari pembimbing sehingga benar dalam
menjalankan tugas.
5.2
Saran
1.
Kepada Pihak Perusahaan
a.
Selalu untuk memunculkan inovasi baru dalam
produk yang di produksi.
b.
Berusahalah untuk meningkatkan kualitas
produk.
c.
Tetap menjalin kekeluargaan antara
mahasiswa PKL dan pihak perusahaan.
2.
Kepada Pihak Kampus
a.
Menjalin hubungan dan komunikasi yang
baik dengan pihak perusahaan.
b.
Menyusun jadwal pelaksanaan Kuliah Kerja
Praktek dengan baik agar KKP dapat berjalan dengan lancar dan semaksimal
mungkin.
Demikian
sedikit kesimpulan dan saran-saran yang dapat kami sampaikan,Semogadapat
bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T. Hani. 2000. Manajemen Personalia dan
Sumber Daya Manusia.
Ahyari, Agus. 2002. Pengendalian Produksi.
Yogyakarta: BPFE.
Assauri,
Sofjan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi. Lembaga Penerbit
Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Malayu
S.P. Hasibuan. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. (jilid-9). Jakarta : PT.
Toko Gunung Agung.
PT. ASIA PACIFIC FIBERSTbk
Jl.Raya Timur
Kaliwungu Km.19 Nolokerto Kaliwungu Kendal 51372.
SURAT KETERANGAN
Yang
bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Catur Yulianto
Jabatan : Supervisor
Menerangkan
bahwa :
Nama : Muhammad Nashoha
Jabatan : Mahasiswa
Telah melaksanakan Kuliah Kerja Praktek pada bagian
produksi di Departement
Spinning IV PT. Asia Pacific Fibers Tbk. Sejak tanggal 1 Agustus
2018 s/d 30 September 2018 dengan baik.
Demikian surat
keterangan ini dibuat untuk dapat digunakan semestinya.
Dibuat di : Kaliwungu
Tangaal : 2 Oktober 2018
Pembimbing
lapangan KKP
Catur Yulianto
YAYASAN WAKAF
SELAMAT RAHAYU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SELAMAT SRI (STIESS)
TERAKREDITASI
NOMOR : 139/ SK/ BAN – PT/ Akred/ S/ IV/
2017
Alamat
: Jl. Soekarno – Hatta, Km.03, Kendal, telp. (024) 3689259
1
|
Nama
|
Muhammad Nashoha
|
2
|
Nomor Induk Mahasiswa
|
2114082
|
3
|
Kelas
|
MB 7
|
4
|
Perguruan Tinggi
|
UNISS KENDAL
|
5
|
Program Studi
|
S1 MANAJEMEN
|
6
|
Tgl KKP
|
1 Agustus s/d 30
September 2018
|
7
|
Nama
Intansi/perusahaan
|
PT. Asia Pacific
Fibers
|
8
|
Unit Kerja
|
Produksi Take Up
|
9
|
Alamat Perusahaan
|
Jl.Raya Timur
Kaliwungu Km.19 Nolokerto Kaliwungu Kendal 51372.
|
10
|
Telepon
|
(024)8660272
|
11
|
Pembimbing KKP di
perusahan
|
Catur Yulianto
|
No
|
Unsur Penelitian
|
Nilai
|
|
Angka
|
Huruf
|
||
|
Kedisiplinan
|
||
1
|
Ketepatan
waktu/disiplin
|
94
|
A
|
2
|
Sikap kerja/prosedur
kerja
|
95
|
A
|
3
|
Tanggung jawan
terhadap tugas
|
95
|
A
|
4
|
Kehadiran/absensi
|
93
|
A
|
|
Prestasi
Kerja
|
||
5
|
Kemampuan kerja
|
95
|
A
|
6
|
Keterampilan kerja
|
92
|
A
|
7
|
Kualitas hasil kerja
|
93
|
A
|
|
Kemampuan
Beradaptasi
|
||
8
|
Kemampuan
berkomunikasi
|
90
|
A
|
9
|
Bekerjasama
|
90
|
A
|
10
|
Kerajinan/inisiatif
|
92
|
A
|
|
Lain
– lain
|
||
11
|
Memiliki rasa percaya
diri
|
91
|
A
|
12
|
Mematuhi aturan dan
tata tertib KKL
|
95
|
A
|
13
|
Penampilan/ kerapian
|
95
|
A
|
Ketentuan
Penilaian :
80
s/d 100 : A, 68 s/d 79 : B dan 56 s/d 67 : C
Persetujuan Penilaian
|
|||
Tanggal
|
02
Oktober 2018
|
Tanggal
penilaian
|
02
Oktober 2018
|
Dosen
Pembimbing
|
Suprihono
Setywan, S.Kom.,
M.M
|
Nama
Penilai
|
Catur Yulianto
|
Jabatan
|
Supervisor
|
||
Tanda
tangan
|
|
Tanda
tangan
|
|
Komentar
Posting Komentar