KRONOLOGI KELUARGA

I.                   KRONOLOGI KELUARGA BP IMAM CHOLIL-IBU SITI RUSINAH
DAFTAR ANAK-ANAK :
1.      MOCH SAMHUDI lahir di Ds. Nusajati Cilacap
2.      Moch Jamhari lahir di Ds. Nusajati Cilacap
3.      Moch Husnaedi Alm. Lahir di Pulau Gundul Cempaka Putih Jakarta
5.      Siti Astuti Hudiyah Lahir di Pulau Gundul Cempaka Putih Jakarta
6.      Moch Rosid Mashudi Lahir di Pulau Gundul Cempaka Putih Jakarta
7.      Siti Rustinah Lahir di Banyumas
8.      Siti Ruslinah lahir di Slawi Tegal
9.      Siti Rusminah lahir di Ds. Nusajati Cilacap
10.  Moch Yasid Nurhadi lahir di Ds. Nusajati Cilacap
11.  Siti Nurliati Jasmiatun Rusdinah lahir di Ds. Nusajati Cilacap
12.  Siti Susmiati Nurlinah lahir di Ds. Nusajati Cilacap

Riwayat keluarga Bapak Imam Cholil banyak dan tambah famili kedua ortu kami :
1.      Anak budhe Jaeni : Mbak Suratmi + Mbak Sutar
2.      Anak budhe Maja : mbak Sumiyah + mbak susiyah + mas rasiyo dari maos cilacap
3.      Saudara lagi dari ibu siti rusinah : rusman + rusmin dari sumpyuh
4.      Mas Sindon asal dari maos cilacap
5.      Anak angkat : mas samsuri dari Banyumas
6.      Mas Ramlan : menantu Kong Deran dari Cepaka Putih Jakarta
7.      Lek padi saudara dari bapak Imam Cholil
8.      Om bakar + tante bulan dari makasar
Semua yang tercantum diatas tinggal sama-sama dirumah Jakarta (cepaka putih)
Rumah tersebut diatas bukan hasil dari siapa-siapa, karena anak-anak di didik disiplin makan pun dibatasi. Kanan kiri rumah tersebut kebun kosong dan masih banyak rawa-rawa.
Ortu punya becak motor dan DLL. Dari gaji setiap bulan sewaktu kami masih kecil-kecil tidak pernah diberi uang jajan, berangkat sekolah pun hanya makan singkong satu potong. Sampai salah masak singkong racun jadi disekolah aku mabok.
Hidup ditengah-tengah rawa dan dikelilingi air waktu adik masih bayi : dek rosid bapak Imam Cholil
Kecelakaan dirawat di rumah sakit gatot subroto.
Mamak + titik besuk tiap hari bawa termos dan makanan + baju untuk salin
Jalan kaki lewat Sekneg, tanah tinggi, proyek senen, belum punya apa-apa. Bapak sampai lama dirawat belum sembuh benar dibawa pulang ke cempaka putih. Ortu membeda-bedakan anak-anaknya. Kalau mas samhudi sering dihajar bila salah. Mas jambari walaupun bikin ulah tak dimarahi apalagi dihajar. Kalau mas uuh nakal pasti orang tua marah-marah. Begitu bila aku momong dek tutik nangis aku dihajar pake rotan, dicubit sampe paha merah biru persis babu. Kecilku punya dua adik cuci kotoran baru lahiran + popok bila kurang bersih disurumpalkan ke mulut disetrap tak boleh makan kedua ortu  kejam cara didik.
Setiap subuh aku masak air buat isi tremos + merendam popok bayu + popok bekas soptek ortu tiap 1 ½ tahun pasti melahirkan. Tentara zaman dulu tambah anak tambah gaji dan tambah kaya hasil anak-anak. Orang-orang dulu tua-tua suka banget hamil. Nggak memikirkan masa depan anak-anaknya.  Bapak pensiun pun masih istri beranak terus contoh ortu kejam melahirkan anak terakhir pun kesulitan karena sudah tua tidak sadar diri juga tidak diberi gajih sudah kelewat batas negara pun bikin peraturan.
Hidup pindah-pindah kampung salah kaprah. Bapak gampang dibohongi ipar dari mamak sawah dijual buat bayar hutangservis truk rosok. Aku pun jadi korban setiap bapak kepala sekolah nagih titip surat sampai berkali-kali mamak bisanya nangis + marah-marah. Ada kabar dari kodam translok di kendal saking buntu cara berfikir anak-anak jadi korban pindah lagi dan mendadak, biaya pendidikan ortu pun pelit padahal mas uuh + aku tanpa SPP hanya dibebani tiap bulan beras ½ kg per bulan.
Semua ini cambuk untukku beras dibantu sama teman akrabku bernama : Karsiyah mereka tetangga guru agama SMP. Lihat aku sering dipanggil TU. Nasib sedang sial adik yang bantu beras tersebut antar ke rumah jadi ketahuan kedua ortu, aku dihajar dikira curi beras padahal beras pun beda : jatah tumbuk tidak sama. Aku lupa takut simpan, biasanya langsung disekolahan karsiyah sakit tak sekolah sewaktu kecil aku sering dapat hadiah dari orang-orang yang hiba terhadap nasibku ada kasih : baju, bahan dan alat tulis semua ini diminta ortu.
Bahan-bahan yang bagus-bagus dipakai buat baju mamak, aku dikasih blacu warna putih uang dikasih orang-orang dibohongi bila simpan aku sendiri tak boleh. Putra-putri nya dituntut jadi dokter biaya tak pernah kasih anak-anak hanya buat kekayaan + perhiyasan.





Surat Pernyataan

I.     Bapak Imam Cholil jual sawah untuk bayar hutang Pak Rasinah Kep Sek SD Nusajati menantu carik setempat. Bila nagih titip surat kepadaku sesudah habis mata pelajaran di sekolah.
II.  Tanah Soponuono hasil dari praktek aku lihat sendiri bapak pajar dua ribu rupiyah (Rp. 2000,000) langsung sama haji dul rasid. Selanjutnya pak solikin yang menyambung lidah sering datang ke kartika jaya. Bapak tiap hari sesudah selesai urusan pekerjaan Tlaktoh Kpling penduduk 1 jam 2 siang praktek keliling jalan kaki aku dan adik berdua 1. Nur hadi, 2. Tutun, diajak karena kali belakang rumah sering banjir sampai 6 bln selanjutnya uang yang simpan bapak sendiri. Aku bertiga hari-hari an tanam palawija contoh : singkong, tela rambat, terong, labu kuning + labu putih. Tanpa ninggali uang buat makan dibawa semua tenggok keluare di Nusajati


III.             Bapak sering dimarahi pak hendarto. Ninggal anak-anak tanpa tinggalan untuk makan boleh hanya sama bu suroso, aku diajak derep, aku ke rumah b. Paidi bon beras kubayar pakai hasil palawija. Ortu kita slalu membeda-bedakan sama anak-anak ada yang hitam ada yang putih (pilih kasih).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wah, kalau di Jakarta melakukan hal kaya gini bakal jadi kontroversi gak ya? via VIVAlog

MAKALAH IMPLEMENTASI STRATEGI

TNI-Polri Bersama Warga Perbaiki Tanggul Jebol