KISAH ABU LAHAB, ABU JAHAL DAN MUSAILAMAH AL KADZAB
KISAH
ABU LAHAB, ABU JAHAL DAN MUSAILAMAH AL KADZAB
KISAH ABU LAHAB
Kisah Abu Lahab tercantum dalam Al
Qur’an surat Al Lahab (surat ke 111) ayat satu sampai dengan ayat lima
yangartinya:
Dengan menyebut nama Allah Yang maha
Pemurah lagi Maha Penyayang
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan
sesungguhnya dia akan binasa
Tidaklah berfaedah kepadanya harta
bendanya dan apa yang ia usahakan
Kelak dia akan masuk ke dalam api yang
bergejolak
Dan ( begitu pula) isterinya, pembawa
kayu bakar
Yang di lehernya ada tali dari sabut
Dalam surat Al-Lahab ini menceritakan
Bahwa Abu Lahab dan isterinya menentang Rasulullah SAW. Keduanya akan celaka
dan masuk neraka. Harta Abu Lahab tak berguna untuk keselamatannya demikian
pula segala usaha-usahanya.
Abu Lahab adalah keturunan dari suku
Quraisy yang memusuhi, menentang dan menghalang-halangi perjuanagn dakwah
Rasulullah SAW dalam menegakkan agama Islam di Makah. Abu Lahab selalu
menghasud para pengikut Nabi Muahammad SAW
supaya tidak mengikuti ajaran Nabi. Ia
berusaha sedemikian rupa dalam menghalang-halangi dakwah nabi, ia berupaya
merendahkan agama Islam.
Pada suatu ketika Rasulullah SAW naik ke
Bukit Shafa sambil berseru: “Mari berkumpul pada pagi hari ini!” Maka
berkumpullah kaum Quraisy. Rasulullah SAW bersabda: “Bagaimana pendapat kalian,
seandainya aku beritahu bahwa musuh akan datang besuk pagi atau petang, apakah
kalian percaya kepadaku?”
Kaum Quraisy menjawab: “Pasti kami
percaya.” Rasulullah SAW bersabda: “Aku peringatkan kalian bahwa siksa Allah
yang dahsyat akan datang.” Berkatalah Abu Lahab: Celakalah engkau! Apakah hanya
untuk ini, engkau kumpulkan kami?”.
Istri Abu Lahab juga mengikuti jejak Abu
Lahab yaitu menghalang-halangi Islam dengan menyebarkan duri-duri di tempat
yang akan dilalui Rasulullah SAW. Abu Lahab dengan perlakuannya seperi itu
amatlah rugi dan sangat celaka, amalnya sa-sia, usahanya untuk
menghalang-halangi Islam percuma, harta, pangkat, kedudukan yang dibanggakan
Abu Lahab tidak berarti apa-apa. Abu lahab kelak akan disiksa dengan api neraka
yang sangat panas.
KISAH ABU JAHAL
Abu Jahal nama lengkapnya adalah Abu
Jahal bin Hisyam. Orang Quraisy biasa memanggilnya Abul Hakam. Ia termasuk
orang yang terpandang di kalangan kabilah Quraisy. Dia adalah orang kafir
Quraisy yang selalu menghalang-halangi dan memusuhi Nabi Muhammad SAW. Ejekan
dan hinaan sering sekali dilontarkan dari mulutnya, menganggap Nabi gila “Hai
Muhammad, apalagi yang hendak kau katakan hari ini?” suara Abu jahal dengan
nada mengejek. “Ada berita penting yang harus kusampaikan,”Jawab Nabi, tenang.
“Apa itu?”
“Semalam aku telah isra’ ke Baitul
Maqdis,”
“Haa…ha…gila. Kaumku! Kemarilah kalian
semua! Ada berita penting dari Muhammad!” Abu Jahal memanggil orang-orag kafir
Quraisy sambil terbahak-bahak.
Dalam waktu singkat penduduk
mengelilingi Nabi.
“Ada apa lagi ini?” Tanya orang-orang
Quraisy kasak kusuk.
“Muhammad selalu membuat ulah yang
aneh-aneh, “kata kaum kafir Quraisy.
Tidak lama kemudian Nabi Muhammad SAW
bercerita tentang pertemuannya dengan para Nabi. Mereka bahkan melakukan shalat
berjamaah.
“Kalau kau memang bertemu para Nabi,
bagaimana penampilan mereka itu? tanya Abu Jahal dengan berlagak menyelidik.
“Nabi Isa bertubuh sedang, tidak
jangkung dan tidak pendek, warna kulitnya kemerahan. Kalau Nabi Musa bertubuh
kekar dan jangkung. Kulitnya agak kehitaman. Sedangkan Nabi Ibrahim lebih mirip
diriku, “kata Rasullullah SAW.
“Ah cerita seperti itu bisa dikarang!
Siapa yang bisa meyakinkan kebenaran omongannya?”orang-orang Quraisy tetap
tidak puas. Mereka lupa bahwa sejak kecil sampai dewasa (berusia 40 tahun)
Rasulullah tidak sekalipun pernah berbohong.
“Bagaimana kami bisa percaya pada
kata-katamu? Perjalanan yang begitu jauh engkau tempuh dalam waktu semalam
saja?” Tanya seorang pemuka Quraisy.
Akhirnya Nabi bercerita lagi mengenai
pertemuannya dengan beberapa kafilah yang sedang menuju Makah. Mereka baru akan
tiba sore itu. Nabi menggambarkan ciri-ciri kafilah tadi dengan menjelaskan
warna unta yang paling depan beserta bawaannya dan Nabi memberikan petunjuk
arah pada kafilah yang tersesat.
Orang-orang kafir Quraisy segera pergi
dan mencari kafilah yang diceritakan Nabi tadi ternyata keterangan Nabi benar.
Meskipun demikian, kaum kafir yang sesat itu masih tidak mempercayai mukjizat
yang diterima Rasulullah. Mereka tetap tidak mau beriman.
Abu Jahal Ingin membunuh Rasulullah SAW
Para petinggi Quraisy ingin berunding
dengan Rasulullah SAW. Tatkala Rasulullah SAW berlalu, Abu Jahal dengan
sombongnya berkata kepada kaum Quraisy, Wahai kaum Quraisy! Sesungguhnya
Muhammad sebagaimana yang telah kalian saksikan, hanya ingin mencela agama
nenek moyang kita, menuduh kita menyimpang dari kebenaran serta mencaci
tuhan-tuhan kita. Sungguh aku berjanjiatas nama Allah untuk duduk di dekatnya
dengan membawa batu besar yang mampu aku angkat dan aku hempaskan ke atas
kepalanya saat dia sedang sujud dalam shalatnya. Maka setelah itu, kalian hanya
memiliki dua pilihan; menyerahkanku atau melindungiku. Dan setelah itu, Silakan
Bani ‘Abdi Manaf berbuat apa saja yang mereka mau.”
Mereka menjawab, Demi Allah, “Demi
Allah! Sekali-kali Kami tidak akan menyerahkanmu. Lakukan apa yang engkau
inginkan.”
Pagi harinya, Abu Jahal benar-benar
mengambil batu besar sebagamana yang ia katakan, kemudian duduk sambil menunggu
Rasulullah SAW, tak berapa lama, Rasulullah dating sebagaimana biasa. Lalu
beliau melakukan shalat sedangkan kaum Quraisy juga sudah datang dan duduk
ditempat mereka berkumpul sambil menunggu yang akan dilakukan oleh Abu Jahal.
Rasul saat sujud, Abu jahal mengangkat batu besar kemudian berjalan menuju
kearah nabi hingga jaraknya dekat. Akan tetapi anehnya ia berbalik mundur,
wajahnya pucat pasi ketakutan. Tangannya sudah tidak bisa menahan beratnya batu
hingga dia melemparkannya. Menyaksikan hal seperti itu, para pemuka Quraisy
bergegas menyongsong dan bertanya”Ada apa denganmu, wahai Abu Jahal.”
“Aku telah berdiri menuju kearahnya
untuk melakukan yang telah ku katakan semalam, namun ketika aku mendekatinya
seakan ada onta jantan yang menghalangiku. Aku belum pernah melihat onta jantan
yang lebih menakutkan darinya, baik rupanya, lehernya ataupun taringnya.
Binatang itu ingin memangsaku”, Kata Abu Jahal.
Walaupun demikian Abu Jahal tidak ada
sadarnya pada saat parlemen “Darun Nadwah” mengadakan sidang istimewa, Abu
Jahal mewakili kabilah Bani Makhzum.
Sidang parlemen ini menyepakati terhadap
keputusan keji untuk membunuh Nabi Muhammad SAW . Usulan keji itu berasal dari
penjahat kelas kakap Makah yaitu bernama Abu Jahal dengan usulan bahwa setiap
kabilah harus memilih seorang pemuda yang gagah dan bernasab baik sebagai
perantara, kemudian masing-masing diberikannya pedang yang tajam, lalu mereka
arahkan untuk menebas secara serentak seakan tebasan satu orang untuk kemudian
membunuhnya. Dengan begitu akan terbebas dari ancamannya. Berarti darahnya
telah ditumpahkan oleh semua kabilah.
Tatkala keputusan keji itu akan
dilaksanakan turunlah Malaikat Jibril untuk memberitahukan perihal
persekongkolan Kaum Quraisy. Atas izin Allah SWT Nabi Muhammad SAW berhijrah
meninggalkan Makah.
Abu Jahal dengan penuh keangkuhan dan
kesombongan yakin betul akan berhasil membunuh Nabi seraya berkata pada
rekannya Jika kalian tidak melakukannya , maka dia akan menyembelih kalian.
Sekalipun persiapan yang dilakukan orang Quraisy untuk melaksanakan rencana
keji sedemikian rapinya namun mereka mengalami kegagalan.
Abu Jahal gagal menangkap nabi lantas
melabrak menyatroni Rumah Abu Bakar dan keluarlah Asma binti Abu Bakar. Abu
Jahal yang terkenal dengan perangainya yang buruk menampar pipi Ama dengan
sebuah tamparan yang menyebabkan anting-antingnya jatuh.
Singkat cerita dengan sisa-sisa
kecongkakan dan keangkuhannya dia berusaha untuk tegar dan semangat. Abu Jahal
yang suka mencaci maki Rasulullah SAW itu diserang oleh dua pemuda secara serentak
pada saat perang Badar dengan pedangnya hingga dapat membunuhnya. Dua pemuda
tersebut bernama Muadz bin Amr Al-Jamuh dan Mu’awwid bin Afra.
KISAH MUSAILAMAH AL KADZAB
Musailamah Al Kadzb adalah seorang nabi
palsu. Ia mendakwahkan dirinya jadi nabi. Ia berusaha untuk menandingi Al
Qur’an, padahal mustahil bagi manusia dapat membuat susunan yang serupa dengan
Al Qur’an yang dapat menandinginya. Keindahan susunan dan gaya bahasanya serta
isinya tidak ada tara bandingannya. Al Qur’an adalah mukjizat yang terbesar
yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW.
Di dalam Al Qur’an sendiri memang
terdapat ayat-ayat yang menantang setiap orang dan mengatakan: kendatipun
berkumpul jin dan manusia untuk membuat yang serupa dengan Al Qur’an, mereka
tidak akan dapat membuatnya, sebagaimana Firman Allah SWT
Artinya: “Katakanlah: Sesungguhnya jika
manusia dan jin berkumpul untuk mengatakan yang serupa Al Qur’an ini, niscaya
tidak mereka akan dapat membuatnya, biarpun sebagian mereka membantu sebagian
(yang lain).” (QS Al Isra’ ayat 88).
Musailamah Al Kadzab nabi palsu itu
membuat gubahan untuk menandingi Al Qur’an. Kata-kata Musailamah Al Kadzab yang
dianggapnya dapat menandingi sebagian ayat-ayat Al Qur’an contohnya adalah:
Artinya: Hai katak (kodok) anak dari dua
katak, berkuaklah sesukamu,bahagian atas engau di air dan bahagian bawah engkau
di tanah.
Seorang sasterawan Arab yang ternama
yaitu Al Jahiz memberikan penilaian gubahan Musailamah Al Kadzab ini dalam
bukunya yang bernama “ Al Hayawan “sebagai berikut:Saya tidak mngerti apakah
gerangan yang menggerakkan jiwa Musailamah menyebut katak (kodok)dan sebagainya
itu, Alangkah kotornya gubahan yang dikatakannya sebagai ayat Al Qur’an itu
kepadanya sebagai wahyu.”
Musailamah Al Kadzab menemui kegagalan
dalam menandingi Al Qur’an. Ia bahkanmendapat cemoohan dan hinaan dari
masyarakat.
Musailamah Al Kadzab yang mengaku
sebagai nabi ini akhirnya ditumpas maka terjadilah pertempuran Yamamah pada
tahun 12 Hijriyah, yaitu pertempuran antara pasukan Islamyang dipimpin oleh
Kalidabi Walid melawan pasukan Musailamah Al Kadzab. Dengan pertempuran ini
pasukan Islam dapat menumpas pasukan Musailamah Al Kadzab. Akhirnya Musailamah
Al Kadzab berhasil dibunuh oleh Wahsyi.
Komentar
Posting Komentar