Bahaya Syiah Hasil Kajian MUI Jember, Buku ‘57 Khutbah Jumat’ Sebarkan Paham Syiah @Warta_MUI @Gus_Sholah @PMGontor @sidogiri @tebuirengonline @aagym @Yusuf_Mansur @marifinilham @nabiel_almusawa @Buya_Albahjah http://www.santrinews.com/Daerah/8321/Hasil-Kajian-MUI-Jember-Buku-57-Khutbah-Jumat-Sebarkan-Paham-Syiah …
Hasil Kajian MUI Jember, Buku ‘57 Khutbah Jumat’ Sebarkan Paham Syiah
Aryudi A Razaq - SantriNews.com
Rabu, 21 Maret 2018 - 12:05 wib
Jember – Komando Distrik Militer (Kodim) 0824 membagikan ribuan buku khutbah Jumat. Buku berjudul ’57 Khutbah Jumat: Runut Logika Agama yang Terpadu dengan Kebangsaan dan Sentuhan Doa’ tersebut diberikan untuk seluruh masjid di Kabupaten Jember.
Ketua MUI Jember, KH Abdul Halim Soebahar menilai bahwa buku tersebut terindikasi kuat sebagai media penyebaran paham Syi’ah di Indonesia. Penilaian tersebut muncul setelah Komisi Fatwa Hukum dan Perundang-undangan MUI Jember mengadakan kajian terhadap buku yang diterbitkan Lembaga Islam Integral pimpinan Ali Assegaf itu.
“Ternyata di dalam buku itu banyak dikembangkan paham Syiah. Dan ini berpotensi meresahkan masyarakat karena berseberangan dengan mayoritas paham keagamaan yang dianut penduduk Indonesia, yaitu Sunni,” ujarnya di Jember, Rabu, 21 Maret 2018.
Pengasuh Pondok Pesantren Sofa Marwa itu lebih jauh membeber beberapa indikasi pengembangan Syiah di buku tersebut. Yaitu pengutipan tiga pendapat yang biasa dikembangkan Syiah dalam melihat Ahlul Bait. Seperti pandangan Ali bin Abu Thalib, Hasan dan Husein, tanpa disodorkan pandangan lain sebagai alternatif. Padahal, konon, buku itu dirancang untuk materi khutbah Jumat.
“Kajiannya dangkal, hanya berputar di tiga pandangan itu. Kejanggalan lain yang juga sangat disayangkan antara lain identitas penulisnya tidak ada, hanya kata penyunting,” tegasnya.
Baca juga: Ulama Madura Deklarasi Anti Wahabi
Alamat penerbit buku tersebut juga tidak dicantumkan. Termasuk tidak adanya ISBN (International Serial Book Number). “Yang lucu, antara kata pengantar dan isi buku tidak berkaitan sama sekali,” jelasnya.
KH Halim menambahkan, sepintas buku tersebut cukup menarik. Dari cover dan judulnya seolah menggambarkan kajian yang mendalam mengenai kebangsaan, keindonesiaan dan keislaman sekaligus.
Baca juga: Aswaja NU Center Jatim Luncurkan Buku Baru
Materi yang seperti itu memang dibutuhkan untuk khutbah Jumat guna memupuk paham kebangsaan, toleransi dan sebagainya. “Tapi ternyata isinya berpotensi meresahkan dan memicu konflik horisontal,” pungkasnya.
Sebelumnya, Komando Distrik Militer (Kodim) 0824 membagikan ribuan buku khutbah Jumat. Buku berjudul ’57 Khutbah Jumat: Runut Logika Agama yang Terpadu dengan Kebangsaan dan Sentuhan Doa’ tersebut dibagikan untuk seluruh masjid di Kabupaten Jember.
Menurut Komandan Kodim 0824, Letnan Kolonel Arif Munawar, di Jember terdapat 2.018 masjid. Buku-buku tersebut dibagikan ke masing-masing Babinsa (Bintara Pembina Desa), untuk diserahkan ke takmir masjid.
“Kami juga berharap nanti masjid dapat buku itu, dan Babinsa juga dapat buku itu sebagai kontrol,” ujarnya kala itu.
Arif berharap agar buku tersebut dapat menguatkan nilai-nilai Pancasila di masyarakat dengan pendekatan agama. Sehingga ada sinkronisasi antara nilai-nilai Pancasila dan agama. “Pancasila adalah dasar etika moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” katanya. (aryudi/hay)
TERKAIT
- Padat, Kajian Islam dan Bedah Buku Aswaja
- Dinas Syariat Islam Aceh Luncurkan Buku Mudzakarah Ulama
- Wakil Bupati Jember Mendukung GP Ansor Tolak Paham Radikal
- Khatib Jumat Wafat Saat Baca Khutbah
- DMI Surabaya: Khutbah Jumat Tak Perlu Diawasi
- Lebih Banyak Mudharat, Ansor Jember Tolak Kerahkan Massa 2 Desember
- Pesantren Raudlatul Muta'alimin Jember Kembangkan Pertanian Hidroponik
Tadzkirah
Kenaikan Beragama Seseorang Ditandai oleh Akhlaknya yang Baik – KH A Musthofa Bisri
-- Akhlak
Komentar
Posting Komentar