Wartawan Selandia Baru: Jokowi Memalukan, Menolak Konferensi Pers dengan PM Ardern #KlikRMOL #jokowi

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
Hanura

Wartawan Selandia Baru Marah Jokowi Batal Jumpa Pers dengan PM Ardern

 SENIN, 26 MARET 2018 , 22:59:00 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM
36
SHARES
Wartawan Selandia Baru Marah Jokowi Batal Jumpa Pers dengan PM Ardern
Jokowi dan Jacinda Ardern/net
RMOL. Di dalam negeri, berita mengenai kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo ke Selandia Baru pada 18-19 Maret lalu terdengar cukup positif.
Mulai dari soal diplomasi kopi yang digaungkannya, jalan santai bersama pelajar Indonesia yang sedang menempuh studi di Selandia Baru, sampai kabar terkait pertemuan bilateralnya dengan Perdana Menteri (PM) Selandia Baru, Jacinda Ardern, di Gedung Parlemen Selandia Baru. 

Tetapi, di dalam negeri kiwi itu, kunjungan Jokowi menyisakan isu negatif. Hal ini tercermin dalam artikel yang ditulis oleh editor politik media New Zealand Herald. Ia menyatakan, Jokowi tak menghormati Jacinda Arden selaku pimpinan nasional mereka.

Dalam tulisan bertanggal 25 Maret itu, Audrey Young menyebut Jokowi sebetulnya tidak mempunyai alasan yang tepat untuk menolak konferensi pers bersama PM Jacinda Ardern yang dirancang Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Selandia Baru.

Young pun membandingkan sikap Jokowi dengan mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, yang menolak media meliput perjalanannya ke Selandia Baru. Tapi, bagi Young, Obama mempunyai alasan yang masuk akal karena kunjungannya merupakan perjalanan pribadi.

"Presiden Indonesia Joko Widodo tidak memiliki alasan seperti itu," tegas Young dalam artikelnya. 

Sungguh memalukan baginya karena Jokowi gagal menampilkan dirinya dalam cara yang baik kepada publik Selandia Baru dalam kunjungan kenegaraan itu. Secara tak langsung ia menganggapnya sebagai penghinaan. 

Menurutnya, ketika para pemimpin Selandia Baru mengunjungi negara lain, mereka diharapkan untuk berperilaku sesuai dengan protokol dan nilai-nilai negara yang didatangi. Hal yang sama pun harus berlaku untuk para tamu negara yang berkunjung ke Selandia Baru.

Dia berpendapat, jika saja Jokowi dan Ardern bisa satu panggung berbicara tentang hubungan dua negara maka akan muncul kesan rasa saling hormat di antara mereka.

"Menolak untuk melakukannya secara implisit tidak menghormati Ardern dan Selandia Baru," tegasnya lagi.

Young menyadari bahwa konferensi pers akan membuka peluang Jokowi menghadapi pertanyaan-pertanyaan sensitif dari para wartawan Selandia Baru, misalnya menyangkut isu Papua. Tetapi itu tidak bisa jadi alasan bagi pemerintah Indonesia untuk menolaknya. 

"Jika mereka tidak memiliki keterampilan untuk menangani itu, mungkin mereka seharusnya tidak dalam politik. Bukan tugas Selandia Baru atau Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan untuk melindungi VIP dari isu-isu sensitif," tutupnya. [ald]
KOMENTAR PEMBACA
ProDEM: Indonesia Tak Lagi Berdaulat

ProDEM: Indonesia Tak Lagi Berdaulat

, 26 MARET 2018 , 17:00:00
Gatot Digoyang Isu Mahar

Gatot Digoyang Isu Mahar

, 26 MARET 2018 , 13:00:00
Disambut Bak Kepala Negara

Disambut Bak Kepala Negara

, 21 MARET 2018 , 13:25:00
Prabowo Cukup Jadi King Maker

Prabowo Cukup Jadi King Maker

, 20 MARET 2018 , 22:02:00
BNI TapCash

BNI TapCash

, 19 MARET 2018 , 02:45:00

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wah, kalau di Jakarta melakukan hal kaya gini bakal jadi kontroversi gak ya? via VIVAlog

MAKALAH IMPLEMENTASI STRATEGI

TNI-Polri Bersama Warga Perbaiki Tanggul Jebol