MAKALAH IMPLEMENTASI STRATEGI
MAKALAH
IMPLEMENTASI STRATEGI
Disusun dalam rangka memenuhi tugas
Mata Kuliah : Manajemen Strategi Sektor Publik
Dosen Pengampu : M. Fatchuriza, S.Sos., M.IP.
Disusun Oleh :
Nur Chabib Muqorrobin Alchaq
30216013
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SELAMAT SRI
KENDAL
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Organisasi adalah wadah kegiatan yang mencerminkan pembagian tugas dan wewenang dan tanggung jawab yang meliputi system manajemen sebagai proses dalam mencapai tujuan. Dalam hal ini terdapat beberapa jenis organisasi yang dapat dipillih dalam pengimplementasian strategic, namun harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi usaha yang dijalankan. (Reza Harahap, 2017).
Implementasi Strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan perencanaan strategis. Implementasi strategis merupakan proses dimana beberapa strategi dan kebijakan diubah menjadi tindakan melalui pengembangan program, anggaran dan prosedur. Walaupun implementasi biasanya baru dipertimbangkan setelah strategi dirumuskan, akan tetapi implementasi merupakan kunci suksesnya dari manajemen strategic. Perumusan strategi dan implementasi strategi harus dilihat seperti dua sisi mata uang. (Azhar, 2012)
Hitt, Ireland, dan Hoskisson dalam Farnida Malahayati (2012) menekankan bahwa serangkaian tindakan strategis yang disebut formulasi strategi dan implementasi strategi harus disatukan dengan hati-hati jika perusahaan ingin mencapai daya saing strategis dan menghasilkan pendapatan di atas rata-rata. Kesuksesan persaingan terjadi ketika perusahaan menggunakan perangkat dan tindakan implementasi secara konsisten dengan strategi-strategi level-bisnis, level-perusahaan, akuisisi, internasional, dan kerjasama yang sebelumnya dipilih.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka penulis akan membahas dan mengkaji lebih lanjut dalam sebuah makalah yang berjudul “Analisis Kebijakan Publik Bidang Pendidikan di Indonesia pada Masa Pemerintahan Orde Reformasi”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Siapakah pihak yang mengimplementasikan strategi dan bagaimana caranya?
2. Bagaimana cara pengukuran prestasi kerja dalam suatu organisasi?
3. Bagaimana penjelasan tentang devisit maupun unit fungsional?
C. Tujuan Penulisan
Mengacu kepada rumusan masalah yang dijelaskan diatas, adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk menjelaskan pihak yang mengimplementasikan strategi dan bagaimana caranya.
2. Untuk menjelaskan cara pengukuran prestasi kerja dalam suatu organisasi.
3. Untuk menjelaskan tentang devisit maupun unit fungsional.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pihak yang Mengimplementasikan Strategi
Dibandingkan dengan pihak yang merumuskan strategi, biasanya pihak yang melakukan implementasi strategi jumlahnya lebih banyak. Pada perusahaan multi industri yang besar, pelaksana strategi adalah setiap orang dalam organisasi tersebut. Para direktur fungsional (pemasaran, SDM, operasi, dan keuangan), para direktur divisi atau SBU (strategic business unit) akan bekerja sama dengan para karyawannya untuk mengimplementasi seluruh rumusan yang telah dibuat dalam skala besar. Sedangkan para manajer pabrik, manajer proyek dan kepala-kepala unit akan mengimplementasi rumusan strategi tersebut secara rinci dan dalam skala yang lebih kecil. Oleh karena itu setiap manajer operasi harus mampu mengawasi implementasi rencana strategis sampai pada tingkat lini pertama Untuk mendukung hal itu maka karyawan harus dilibatkan dalam berbagai proses implementasi, baik pada level korporat, unit bisnis maupun fungsional. Tidak sedikit orang yang mempunyai peran penting dalam implementasi strategi justru kurang banyak dilibatkan dalam pengembangan strategi. Akibatnya, hal ini berpotensi memunculkan resistensi bagi mereka. Resistensi ini akan semakin tampak jika perubahan misi, tujuan, strategi dan berbagai kebijakan penting perusahaan tidak dikomunikasikan secara jelas dan transparan kepada seluruh manajer operasional. Jika ini terjadi, bisa terjadi para manajer operasional tersebut akan berusaha mempengaruhi manajemen puncak untuk meninggalkan perubahan baru yang direncanakan, dan kembali ke cara lama. Oleh karena itu, untuk menghindari kemungkinan kejadian buruk tersebut, maka perusahaan harus melibatkan manajer tingkat menengah dalam seluruh proses, baik dalam perumusan strategi maupun implementasinya. (Dedek Sitorus, 2015).
2.2 Cara Mengimplementasikan Manajemen Strategi
Untuk dapat mendukung implementasi strategi yang telah disusun, maka para manajer divisi dan wilayah fungsional harus bekerja sama dengan rekan manajer lainnya dalam mengembangkan program ,anggaran, dan prosedur yang diperlukan untuk hal tersebut. Mereka harus mampu bekerja sama untuuk mencapai sinergi diantara berbagai divisi dan wilayah funngsional agar mampu unntuk mempertahankan dan mendapatkan keunggulan kompetitif perusahaan atau organisasi.
Berikut adalah beberapa langkah dalam implementasi strategic menurut Reza Harahap (2017), diantaranya:
1. Mengembangkan Program, Anggaran, dan Prosedur
Program dibuat bertujuan untuk membuat strategi dan dapat dilaksanakan dalam tindakan (action oriented). Setelah program tersusun, kemudian dilanjutkan dengan membuat anggaran. Merencanakan sebuah anggaran adalah proses pengecekan terakhir pihak manajemen terhadap kelayakan strategi yang dipilih. Dengan memperkirakan biaya yang harus dikeluarkan untuk mengimplementasikan sebuah progam, hal tersebut menjadi sebuah petunjuk dalam strategi yang ideal.
Proses menyusun dan mendesain anggaran program, baik divisional maupun perusahaan akan mengarahkan pihak manajemen untuk mengembangkan prosedur standart operasi (standart operating procedures/ SOP). SOP berisi rincian berbagai aktivitas yang diperlukan untuk sebuah program perusahaan atau organisasi.
2. Mencapai Sinergi
Salah satu tujuan yang harus dicapai dalam implementasi strategi adalah memperoleh sinergi diantara berbagai fungsi dan unit bisnis yang ada.
Igor Ansoff menyatakan bahwa terdapat 4 jenis sinergi yang seringkali mempengaruhi keberhasilan implementasi strategi:
a. Sinergi Pemasaran
Sinergi pemasaran dapat tercipta melalui kerjasama antara saluran distribusi, wiraniaga, dana tau dengan gedung penyimpanan. Misalnya: sinergi melalui periklanan dan promosi bersama dapat memeberikan keuntungan yang berlipat ganda yang diperolah dengan biaya yang relative lebih kecil.
b. Sinergi Operasional
Sinergi operasional dapat diperolah melalui kerja sama penggunaan tenaga kerja dan fasilitas, dan kebutuhan operasional dengan jumlah yang besar.
c. Sinergi Investasi
Sinergi investasi dapat tercipta melalui penggunaan bersama fasilitas produksi dalam pabrik, pembelian persediaan bahan baku, penggunaan bersama peralatan dan mesin-mesin pengolahan.
d. Sinergi Manajemen
Sinergi manajemen diperoleh melalui pelaksanaan manajemen yang kompeten untuk menambah unit bisnis baru atau produk baru, sehingga dapat untuk meningkatkan kinerja.
Sinergi-sinergi tersebut tidak akan diperoleh begitu saja, dalam mencapai sinergi-sinergi tersebut perlu adanya usaha untuk mengembangkan budaya organisasi yang mendukung, serta program pengembangan reorganisasi dalam memadukan keseluruhan operasi perusahan atau organisasi yang ada.
Penerapan strategi (implementation)
1. Leadership Implementation
1) Mencari dan menetapkan tenaga ahli pada posisi yang benar dan tepat
2) Pemimpin pilihan dan penugasan yang sesuai
3) Gaya dan iklim perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kepemimpinan
2. Organizational Implementation
1) Meninjau kembali posisi organisasi perusahaan atau stream living
2) Tetap menjalin hubungan baik dengan distributor
3) Melakukan internal marketing
3. Policy Implementation, perencanaan dan kebijakan dibentuk untuk meyakinkan bahwa:
1) Keputusan strategi benar-benar di implementasikan
2) Terdapatnya basis pengawasan atas strategi yang dilaksanakan
3) Ada nya penanganan yang konsisten
4) Koordinasi antar unit lebih ditingkkatkan
4. Policy yang diimplementasikan
2.3 Pengukuran Prestasi Kerja Organisasi, Divisi dan Fungsional
a. Organisasi Divisional
Organisasi divisional merupakan jenis perusahaan yang biasa nya digunakan untuk memproduksi lebih dari satu jenis produk. Organisasi divisional dapat didefinisikan sebagai struktur organisasi yang dikelompokkan berdasarkan kesamaan produk, layanan. Didalam organisasi divisional, terdapat pembagian pada setiap divisi, yang memiliki hak wewenang dan tanggung jawab sendiri-sendiri. Sehingga dengan demikian maka organisasi divisional lebih terarah dan kondusif dalam mengimplementasikan manajemen strategic yang sebelumnya telah terencana. Organisasi divisional ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang berskala menengah keatas, hal ini disebabkan oleh biaya operasional yang lebih tinggi dari bentuk organisasi fungsional. Misalnya: divisi pembuat truk, berbeda dengan divisi pembuat mobil sedan didalam perusahaan otomotif.
b. Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional merupakan jenis organisasi yang mencerminkan unit-unit kerja berdasarkan fungsinya. Jenis organisasi fungsional biasanya digunakan pada perusahaan yang memproduksi satu jenis barang, atau barang-barang yang diproduksinya relative sama. Pada struktur ini terdapat lima kelompok kerja utama yaitu divisi pemasaran, divisi produksi, divisi personalia, serta divisi belanja umum. Pembagian kerja pada struktur organisasi fungsional ini dilakukan berdasarkan fungsi manajemennya, seperti keuangan, produksi, pemasaran, dan sumber daya manusia. Karyawan-karyawan yang memilki keterampilam atau skill yang sama akan dikelompokkan dalam satu unit kerja.Misalnya: pabrik roti tawar dan roti manis, apotek, hotel, rumah sakit.
Sehingga dengan model struktur organisasi yang fungsional, sebuah organisasi akan mampu mengaplikasikan manajemen strategic yang sebelumnya telah direncanakan guna mencapai tujuannya sesuai dengan jabatan fungsional yang diemban dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
c. Kelebihan dan Kekurangan Organisasi Divisional dan Organisasi Fungsional
1. Organisasi Divisional
Kelebihan:
• Kesatuan komando terjamin sangat baiik, karena pimpinan berada pada satu tangan
• Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat, karena jumlah orang yang dianjak berkonsultasi masih sedikit
• Rasa solidaritas antar karyawan umumnya sangat tinggi,karena mudah saling mengenal
Kekurangan:
• Seluruh organisasi terlalu bergantung pada satu orang, sehingga apabila seseorang tidak mampu, seluruh organisasi akan terancam kehancuran.
• Adanya kecenderungan pemimpin akan bertindak secara otoiter
• Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas
2. Organisasi Fungsional
Kelebihan:
• Spesialisasi karyawan dapat digunakan semaksimal mungkin
• Solidaritas antar anggota umumnya tinggi
• Koordinasi antar orang yang menjalankan satu fungsi mudah dilaksanakan
Kekurangan:
• Ada kecenderungan bagi karyawan karyawan untuk mengspesialisasikan diri dalam suatu bidang kegiatan tertentu.
• Orang yang bergerak dalam suatu fungsi atau bidang tertentucenderung untuk mementingkan fungsinya sendiri, sehingga koordinasi yang bersifat menyeluruh sukar dijalankan atau sukar untuk digerakkan total system.
d. Kendala-Kendala Dalam Organisasi Divisional Dan Organisasi Fungsional
1) Kendala Eksternal
Organisasi divisional Organisasi Fungsional
1. Trend ekonomi, teknologi,dan kondisi social yang tidak menguntungkan 1. Kondisi ekonomi kurang menguntungkan
2. Minimnya kepada sumber akses keuangan dan manajemen 2. Minimnya pertumbuhan pasar
3. Minimnya pasar domestic yang diperlukan untuk mendukung perusahaan yang terverifikasi dengan luas. 3. Sulitnya dana yang akan diperolah atau minimnya underwriter yang membantu perusahaan go public.
4. Mentalitas konservatif yakni, budaya puas diri dengan kondisi status quo dan minimnya hasrat untuk berkembang 4. Keterbatasan jumlah dan kualitas tenaga kerja
5. Keusangan teknologi produksi
2) Kendala Internal
Organisasi Divisional Organisasi fungsional
1. Ketidak sediaan untuk mengambil resiko yang ada 1.Kecilnya ambisi yang dimiliki oleh wiraswasta
2. Manajemen menolak untuk berubah, untuk melindungi hasrat pribadi 2.Rendahnya efisiensi operasi
3. Kurangnya system pengawasan yang berkaitan dengan penilaian investasi dan operasi 3.Masalah produk dan kelemahannya
4. Ketidakluwesan organisasi 4.Kurangnya sdm yang berkualitas dalam perusahaan
5. Minimnya pengembangan manajemen, dan jumlah manajer tidak cukup untuk menangani 5.Minimnya sumber daya seperti pinjaman dana, pabrik wiraniaga dll.
6. Minimnya kemampuan unntuk merumuskan dan mengimplementasikan strategi karena tidak sesuaian kondisi 6.Minimnya kemampuan perencnaaan dan pengorganisasian
(Reza Harahap, 2017)
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Tahap implementasi merupakan tahap penting untuk melihat dan mengevaluasi apakah sesuai dengan perencanaan dan trget yang ada. Dengan implementasilahh manajemen strategic mampu untuk dilaksanakan oleh pihak-pihak yang bersangkutan sebagimana mestinya. Beberapa pihak yang mengimplementasikan strategic diantaranya: Direktur Fungsional (keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, atau operasi),Direktur divisi atau unit basis strategis (SBU),Manajer proyek,Manajer pabrik,Kepala kepala unit,Manajer operasional, Dll
Pihak-pihak yang berperan dalam mengimplementasikan manajemen strategic sangatlah berperan dalam menetukan sukkses atau tidaknya implementasi strategi, meskipun mereka hanya sedikit dilibatkan dalam pengembangan strategi perusaahaan. Perubahan visi, misi, tujuan, strategi, dan kebijakan-kebijkan penting perusahaan lainnya perlu dikomunikasikan secara jelas dan transparan kepada seluruh manajer operasional. Dengan demikian maka manajer operasional akan mampu mempengaruhi manajemen puncak dan manajemen menengah dalam melakukakan setiap proses perumusan maupun implementasi untuk mencapai kinerja perusahaan yang optimal.
B. Saran
Menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.kekurangan makalah ini disebakan terbatasnya jumlah referensi yang penulis gunakan. Sehingga kedepannya penulis akan lenih fokus dan details dalam menjelaskan tentang pembahasan makalah dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Semoga makalah ini dapat berguna dan memberikan ilmu yang bermanfaat baik bagi penyaji dan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar. 2012. Implementasi Strategi. https://senyummu13.wordpress.com/2012/03/27/implementasi-strategi. Diakses pada Rabu 28 Maret 2018.
Malahayati, Farnida. 2012. Pengantar Manajemen “IMPLEMENTASI STRATEGI”.https://farnidaassignment.wordpress.com/2012/10/13/pengantar-manajemen-implementasi-strategi. Diakses pada Kamis, 29 Maret 2018.
Sitorus, Dedek. 2015. Implementasi Strategi. http://dedektoruz.blogspot.co.id/2015/05/implementasi-strategi.html. Diakses pada Kamis, 29 Maret 2018.
Harahap, Reza. 2017. Makalah Manajenemen Strategi Mengenai Implementasi Strategik. Makalah. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
IMPLEMENTASI STRATEGI
Disusun dalam rangka memenuhi tugas
Mata Kuliah : Manajemen Strategi Sektor Publik
Dosen Pengampu : M. Fatchuriza, S.Sos., M.IP.
Disusun Oleh :
Nur Chabib Muqorrobin Alchaq
30216013
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SELAMAT SRI
KENDAL
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Organisasi adalah wadah kegiatan yang mencerminkan pembagian tugas dan wewenang dan tanggung jawab yang meliputi system manajemen sebagai proses dalam mencapai tujuan. Dalam hal ini terdapat beberapa jenis organisasi yang dapat dipillih dalam pengimplementasian strategic, namun harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi usaha yang dijalankan. (Reza Harahap, 2017).
Implementasi Strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan perencanaan strategis. Implementasi strategis merupakan proses dimana beberapa strategi dan kebijakan diubah menjadi tindakan melalui pengembangan program, anggaran dan prosedur. Walaupun implementasi biasanya baru dipertimbangkan setelah strategi dirumuskan, akan tetapi implementasi merupakan kunci suksesnya dari manajemen strategic. Perumusan strategi dan implementasi strategi harus dilihat seperti dua sisi mata uang. (Azhar, 2012)
Hitt, Ireland, dan Hoskisson dalam Farnida Malahayati (2012) menekankan bahwa serangkaian tindakan strategis yang disebut formulasi strategi dan implementasi strategi harus disatukan dengan hati-hati jika perusahaan ingin mencapai daya saing strategis dan menghasilkan pendapatan di atas rata-rata. Kesuksesan persaingan terjadi ketika perusahaan menggunakan perangkat dan tindakan implementasi secara konsisten dengan strategi-strategi level-bisnis, level-perusahaan, akuisisi, internasional, dan kerjasama yang sebelumnya dipilih.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka penulis akan membahas dan mengkaji lebih lanjut dalam sebuah makalah yang berjudul “Analisis Kebijakan Publik Bidang Pendidikan di Indonesia pada Masa Pemerintahan Orde Reformasi”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Siapakah pihak yang mengimplementasikan strategi dan bagaimana caranya?
2. Bagaimana cara pengukuran prestasi kerja dalam suatu organisasi?
3. Bagaimana penjelasan tentang devisit maupun unit fungsional?
C. Tujuan Penulisan
Mengacu kepada rumusan masalah yang dijelaskan diatas, adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk menjelaskan pihak yang mengimplementasikan strategi dan bagaimana caranya.
2. Untuk menjelaskan cara pengukuran prestasi kerja dalam suatu organisasi.
3. Untuk menjelaskan tentang devisit maupun unit fungsional.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pihak yang Mengimplementasikan Strategi
Dibandingkan dengan pihak yang merumuskan strategi, biasanya pihak yang melakukan implementasi strategi jumlahnya lebih banyak. Pada perusahaan multi industri yang besar, pelaksana strategi adalah setiap orang dalam organisasi tersebut. Para direktur fungsional (pemasaran, SDM, operasi, dan keuangan), para direktur divisi atau SBU (strategic business unit) akan bekerja sama dengan para karyawannya untuk mengimplementasi seluruh rumusan yang telah dibuat dalam skala besar. Sedangkan para manajer pabrik, manajer proyek dan kepala-kepala unit akan mengimplementasi rumusan strategi tersebut secara rinci dan dalam skala yang lebih kecil. Oleh karena itu setiap manajer operasi harus mampu mengawasi implementasi rencana strategis sampai pada tingkat lini pertama Untuk mendukung hal itu maka karyawan harus dilibatkan dalam berbagai proses implementasi, baik pada level korporat, unit bisnis maupun fungsional. Tidak sedikit orang yang mempunyai peran penting dalam implementasi strategi justru kurang banyak dilibatkan dalam pengembangan strategi. Akibatnya, hal ini berpotensi memunculkan resistensi bagi mereka. Resistensi ini akan semakin tampak jika perubahan misi, tujuan, strategi dan berbagai kebijakan penting perusahaan tidak dikomunikasikan secara jelas dan transparan kepada seluruh manajer operasional. Jika ini terjadi, bisa terjadi para manajer operasional tersebut akan berusaha mempengaruhi manajemen puncak untuk meninggalkan perubahan baru yang direncanakan, dan kembali ke cara lama. Oleh karena itu, untuk menghindari kemungkinan kejadian buruk tersebut, maka perusahaan harus melibatkan manajer tingkat menengah dalam seluruh proses, baik dalam perumusan strategi maupun implementasinya. (Dedek Sitorus, 2015).
2.2 Cara Mengimplementasikan Manajemen Strategi
Untuk dapat mendukung implementasi strategi yang telah disusun, maka para manajer divisi dan wilayah fungsional harus bekerja sama dengan rekan manajer lainnya dalam mengembangkan program ,anggaran, dan prosedur yang diperlukan untuk hal tersebut. Mereka harus mampu bekerja sama untuuk mencapai sinergi diantara berbagai divisi dan wilayah funngsional agar mampu unntuk mempertahankan dan mendapatkan keunggulan kompetitif perusahaan atau organisasi.
Berikut adalah beberapa langkah dalam implementasi strategic menurut Reza Harahap (2017), diantaranya:
1. Mengembangkan Program, Anggaran, dan Prosedur
Program dibuat bertujuan untuk membuat strategi dan dapat dilaksanakan dalam tindakan (action oriented). Setelah program tersusun, kemudian dilanjutkan dengan membuat anggaran. Merencanakan sebuah anggaran adalah proses pengecekan terakhir pihak manajemen terhadap kelayakan strategi yang dipilih. Dengan memperkirakan biaya yang harus dikeluarkan untuk mengimplementasikan sebuah progam, hal tersebut menjadi sebuah petunjuk dalam strategi yang ideal.
Proses menyusun dan mendesain anggaran program, baik divisional maupun perusahaan akan mengarahkan pihak manajemen untuk mengembangkan prosedur standart operasi (standart operating procedures/ SOP). SOP berisi rincian berbagai aktivitas yang diperlukan untuk sebuah program perusahaan atau organisasi.
2. Mencapai Sinergi
Salah satu tujuan yang harus dicapai dalam implementasi strategi adalah memperoleh sinergi diantara berbagai fungsi dan unit bisnis yang ada.
Igor Ansoff menyatakan bahwa terdapat 4 jenis sinergi yang seringkali mempengaruhi keberhasilan implementasi strategi:
a. Sinergi Pemasaran
Sinergi pemasaran dapat tercipta melalui kerjasama antara saluran distribusi, wiraniaga, dana tau dengan gedung penyimpanan. Misalnya: sinergi melalui periklanan dan promosi bersama dapat memeberikan keuntungan yang berlipat ganda yang diperolah dengan biaya yang relative lebih kecil.
b. Sinergi Operasional
Sinergi operasional dapat diperolah melalui kerja sama penggunaan tenaga kerja dan fasilitas, dan kebutuhan operasional dengan jumlah yang besar.
c. Sinergi Investasi
Sinergi investasi dapat tercipta melalui penggunaan bersama fasilitas produksi dalam pabrik, pembelian persediaan bahan baku, penggunaan bersama peralatan dan mesin-mesin pengolahan.
d. Sinergi Manajemen
Sinergi manajemen diperoleh melalui pelaksanaan manajemen yang kompeten untuk menambah unit bisnis baru atau produk baru, sehingga dapat untuk meningkatkan kinerja.
Sinergi-sinergi tersebut tidak akan diperoleh begitu saja, dalam mencapai sinergi-sinergi tersebut perlu adanya usaha untuk mengembangkan budaya organisasi yang mendukung, serta program pengembangan reorganisasi dalam memadukan keseluruhan operasi perusahan atau organisasi yang ada.
Penerapan strategi (implementation)
1. Leadership Implementation
1) Mencari dan menetapkan tenaga ahli pada posisi yang benar dan tepat
2) Pemimpin pilihan dan penugasan yang sesuai
3) Gaya dan iklim perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kepemimpinan
2. Organizational Implementation
1) Meninjau kembali posisi organisasi perusahaan atau stream living
2) Tetap menjalin hubungan baik dengan distributor
3) Melakukan internal marketing
3. Policy Implementation, perencanaan dan kebijakan dibentuk untuk meyakinkan bahwa:
1) Keputusan strategi benar-benar di implementasikan
2) Terdapatnya basis pengawasan atas strategi yang dilaksanakan
3) Ada nya penanganan yang konsisten
4) Koordinasi antar unit lebih ditingkkatkan
4. Policy yang diimplementasikan
2.3 Pengukuran Prestasi Kerja Organisasi, Divisi dan Fungsional
a. Organisasi Divisional
Organisasi divisional merupakan jenis perusahaan yang biasa nya digunakan untuk memproduksi lebih dari satu jenis produk. Organisasi divisional dapat didefinisikan sebagai struktur organisasi yang dikelompokkan berdasarkan kesamaan produk, layanan. Didalam organisasi divisional, terdapat pembagian pada setiap divisi, yang memiliki hak wewenang dan tanggung jawab sendiri-sendiri. Sehingga dengan demikian maka organisasi divisional lebih terarah dan kondusif dalam mengimplementasikan manajemen strategic yang sebelumnya telah terencana. Organisasi divisional ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang berskala menengah keatas, hal ini disebabkan oleh biaya operasional yang lebih tinggi dari bentuk organisasi fungsional. Misalnya: divisi pembuat truk, berbeda dengan divisi pembuat mobil sedan didalam perusahaan otomotif.
b. Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional merupakan jenis organisasi yang mencerminkan unit-unit kerja berdasarkan fungsinya. Jenis organisasi fungsional biasanya digunakan pada perusahaan yang memproduksi satu jenis barang, atau barang-barang yang diproduksinya relative sama. Pada struktur ini terdapat lima kelompok kerja utama yaitu divisi pemasaran, divisi produksi, divisi personalia, serta divisi belanja umum. Pembagian kerja pada struktur organisasi fungsional ini dilakukan berdasarkan fungsi manajemennya, seperti keuangan, produksi, pemasaran, dan sumber daya manusia. Karyawan-karyawan yang memilki keterampilam atau skill yang sama akan dikelompokkan dalam satu unit kerja.Misalnya: pabrik roti tawar dan roti manis, apotek, hotel, rumah sakit.
Sehingga dengan model struktur organisasi yang fungsional, sebuah organisasi akan mampu mengaplikasikan manajemen strategic yang sebelumnya telah direncanakan guna mencapai tujuannya sesuai dengan jabatan fungsional yang diemban dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
c. Kelebihan dan Kekurangan Organisasi Divisional dan Organisasi Fungsional
1. Organisasi Divisional
Kelebihan:
• Kesatuan komando terjamin sangat baiik, karena pimpinan berada pada satu tangan
• Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat, karena jumlah orang yang dianjak berkonsultasi masih sedikit
• Rasa solidaritas antar karyawan umumnya sangat tinggi,karena mudah saling mengenal
Kekurangan:
• Seluruh organisasi terlalu bergantung pada satu orang, sehingga apabila seseorang tidak mampu, seluruh organisasi akan terancam kehancuran.
• Adanya kecenderungan pemimpin akan bertindak secara otoiter
• Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas
2. Organisasi Fungsional
Kelebihan:
• Spesialisasi karyawan dapat digunakan semaksimal mungkin
• Solidaritas antar anggota umumnya tinggi
• Koordinasi antar orang yang menjalankan satu fungsi mudah dilaksanakan
Kekurangan:
• Ada kecenderungan bagi karyawan karyawan untuk mengspesialisasikan diri dalam suatu bidang kegiatan tertentu.
• Orang yang bergerak dalam suatu fungsi atau bidang tertentucenderung untuk mementingkan fungsinya sendiri, sehingga koordinasi yang bersifat menyeluruh sukar dijalankan atau sukar untuk digerakkan total system.
d. Kendala-Kendala Dalam Organisasi Divisional Dan Organisasi Fungsional
1) Kendala Eksternal
Organisasi divisional Organisasi Fungsional
1. Trend ekonomi, teknologi,dan kondisi social yang tidak menguntungkan 1. Kondisi ekonomi kurang menguntungkan
2. Minimnya kepada sumber akses keuangan dan manajemen 2. Minimnya pertumbuhan pasar
3. Minimnya pasar domestic yang diperlukan untuk mendukung perusahaan yang terverifikasi dengan luas. 3. Sulitnya dana yang akan diperolah atau minimnya underwriter yang membantu perusahaan go public.
4. Mentalitas konservatif yakni, budaya puas diri dengan kondisi status quo dan minimnya hasrat untuk berkembang 4. Keterbatasan jumlah dan kualitas tenaga kerja
5. Keusangan teknologi produksi
2) Kendala Internal
Organisasi Divisional Organisasi fungsional
1. Ketidak sediaan untuk mengambil resiko yang ada 1.Kecilnya ambisi yang dimiliki oleh wiraswasta
2. Manajemen menolak untuk berubah, untuk melindungi hasrat pribadi 2.Rendahnya efisiensi operasi
3. Kurangnya system pengawasan yang berkaitan dengan penilaian investasi dan operasi 3.Masalah produk dan kelemahannya
4. Ketidakluwesan organisasi 4.Kurangnya sdm yang berkualitas dalam perusahaan
5. Minimnya pengembangan manajemen, dan jumlah manajer tidak cukup untuk menangani 5.Minimnya sumber daya seperti pinjaman dana, pabrik wiraniaga dll.
6. Minimnya kemampuan unntuk merumuskan dan mengimplementasikan strategi karena tidak sesuaian kondisi 6.Minimnya kemampuan perencnaaan dan pengorganisasian
(Reza Harahap, 2017)
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Tahap implementasi merupakan tahap penting untuk melihat dan mengevaluasi apakah sesuai dengan perencanaan dan trget yang ada. Dengan implementasilahh manajemen strategic mampu untuk dilaksanakan oleh pihak-pihak yang bersangkutan sebagimana mestinya. Beberapa pihak yang mengimplementasikan strategic diantaranya: Direktur Fungsional (keuangan, pemasaran, sumber daya manusia, atau operasi),Direktur divisi atau unit basis strategis (SBU),Manajer proyek,Manajer pabrik,Kepala kepala unit,Manajer operasional, Dll
Pihak-pihak yang berperan dalam mengimplementasikan manajemen strategic sangatlah berperan dalam menetukan sukkses atau tidaknya implementasi strategi, meskipun mereka hanya sedikit dilibatkan dalam pengembangan strategi perusaahaan. Perubahan visi, misi, tujuan, strategi, dan kebijakan-kebijkan penting perusahaan lainnya perlu dikomunikasikan secara jelas dan transparan kepada seluruh manajer operasional. Dengan demikian maka manajer operasional akan mampu mempengaruhi manajemen puncak dan manajemen menengah dalam melakukakan setiap proses perumusan maupun implementasi untuk mencapai kinerja perusahaan yang optimal.
B. Saran
Menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.kekurangan makalah ini disebakan terbatasnya jumlah referensi yang penulis gunakan. Sehingga kedepannya penulis akan lenih fokus dan details dalam menjelaskan tentang pembahasan makalah dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Semoga makalah ini dapat berguna dan memberikan ilmu yang bermanfaat baik bagi penyaji dan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar. 2012. Implementasi Strategi. https://senyummu13.wordpress.com/2012/03/27/implementasi-strategi. Diakses pada Rabu 28 Maret 2018.
Malahayati, Farnida. 2012. Pengantar Manajemen “IMPLEMENTASI STRATEGI”.https://farnidaassignment.wordpress.com/2012/10/13/pengantar-manajemen-implementasi-strategi. Diakses pada Kamis, 29 Maret 2018.
Sitorus, Dedek. 2015. Implementasi Strategi. http://dedektoruz.blogspot.co.id/2015/05/implementasi-strategi.html. Diakses pada Kamis, 29 Maret 2018.
Harahap, Reza. 2017. Makalah Manajenemen Strategi Mengenai Implementasi Strategik. Makalah. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Komentar
Posting Komentar