Habib Ali Assegaf: Kita Harus Berterima Kasih kepada Mbah Hasyim

::: Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Nyai Hj. Aisyah Hamid Baidhowi (Ketum PP Muslimat NU 1995-2000, adik kandung Gus Dur, wafat pukul 12.50 WIB di RS Mayapada, Lebak Bulus, Jakarta. ::: Simak berbagai info NU Online melalui media sosial Twitter (@nu_online), Facebook (www.facebook.com/situsresminu), Instagram (@nuonline_id) :::: Kritik, saran, informasi atau artikel dapat dikirimkan kepada kami melalui email redaksi[@]nu.or.id :::: Info pemasangan iklan, hubungi email rizky[@]nu.or.id atau telepon 021-3914014 :::

Habib Ali Assegaf: Kita Harus Berterima Kasih kepada Mbah Hasyim

Sabtu, 22 Oktober 2016 15:38Nasional
Bagikan   
Habib Ali Assegaf: Kita Harus Berterima Kasih kepada Mbah Hasyim
Jakarta, NU Online
Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf menegaskan tentang pentingnya nikmat rasa aman yang dimiliki bangsa Indonesia. Menurutnya, betapapun makmurnya hidup seseorang, tanpa rasa aman hal tersebut akan sia-sia. Karena itu, penting bagi bangsa Indonesia untuk mensyukuri anugerah luar biasa ini.

“Kita harus berterima kasih kepada orang pertama yang memberikan kita rasa aman, yaitu KH Hasyim Asy’ari,” katanya di hadapan ribuan warga yang memadati Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (21/10) malam, dalam acara pembacaan shalawat Nariyah sebagai bagian dari rangkaian kegiatan peringatan Hari Santri Nasional.

Habib Ali berbicara dalam konteks kisah perjuangan Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari dalam menghadapi suasana genting sekitar dua bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945 di Surabaya. Melalui fatwa Resolusi Jihad, pendiri Nahdlatul Ulama itu mampu membakar semangat para santri dan arek-arek Surabaya untuk melawan penjajah yang hendak merebut kembali kemerdekaan Indonesia.

Soal agenda pembacaan shalawat Nariyah yang digagas PBNU, Habib Ali yang merupakan pemimpin Majelis Ta’lim wal Mudzakarah al-Afaf ini mengaku mendukung penuh. Ia juga menjelaskan tentang sejumlah keutamaan dan manfaat membaca shalawat, mulai dari menghilangkan kesusahan sampai mendapatkan husnul khatimah.

Malam itu hadir pula Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto, Rais ‘Aam PBNU KH Ma’ruf Amin, Katib ‘Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Sekjen PBNU H Helmy Faishal Zaini, Mustasyar PWNU DKI Jakarta KH Maulana Kamal Yusuf, pejabat daerah setempat, dan segenap pengurus syuriyah dan tanfidziyah PWNU DKI Jakarta.

Rais Syuriyah PWNU DKI Jakarta KH Mahfudz Asirun dalam sambutannya menyatakan bahwa penetapan Hari Santri Nasional menjadi wujud perhatian pemerintah sejarah perjuangan para santri. Menurutnya, santri bermakna lebih luas dari sekadar orang yang tinggal di pesantren. Siapa pun yang memiliki semangat mendalami ilmu yang tinggi, pelopor kebaikan, berakhlakul karimah, dan bertindak untuk mencapai ridha Allah, baginya adalah seorang santri.

Acara pembacaan shalawat Nariyah tersebut menjadi bagian dari agenda Pembacaan 1 Miliar Shalawat yang digelar secara serentak di Indonesia. Selain di Jakarta, pembacaan shalawat Nariyah juga dipusatkan di Lamongan, Lirboyo, Pasuruan, Situbondo, Lampung Tengah, Balikpapan, dan Samarinda. (Mahbib)
Habib Ali Assegaf: Kita Harus Berterima Kasih kepada Mbah Hasyim
Jakarta, NU Online
Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf menegaskan tentang pentingnya nikmat rasa aman yang dimiliki bangsa Indonesia. Menurutnya, betapapun makmurnya hidup seseorang, tanpa rasa aman hal tersebut akan sia-sia. Karena itu, penting bagi bangsa Indonesia untuk mensyukuri anugerah luar biasa ini.

“Kita harus berterima kasih kepada orang pertama yang memberikan kita rasa aman, yaitu KH Hasyim Asy’ari,” katanya di hadapan ribuan warga yang memadati Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (21/10) malam, dalam acara pembacaan shalawat Nariyah sebagai bagian dari rangkaian kegiatan peringatan Hari Santri Nasional.

Habib Ali berbicara dalam konteks kisah perjuangan Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari dalam menghadapi suasana genting sekitar dua bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945 di Surabaya. Melalui fatwa Resolusi Jihad, pendiri Nahdlatul Ulama itu mampu membakar semangat para santri dan arek-arek Surabaya untuk melawan penjajah yang hendak merebut kembali kemerdekaan Indonesia.

Soal agenda pembacaan shalawat Nariyah yang digagas PBNU, Habib Ali yang merupakan pemimpin Majelis Ta’lim wal Mudzakarah al-Afaf ini mengaku mendukung penuh. Ia juga menjelaskan tentang sejumlah keutamaan dan manfaat membaca shalawat, mulai dari menghilangkan kesusahan sampai mendapatkan husnul khatimah.

Malam itu hadir pula Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto, Rais ‘Aam PBNU KH Ma’ruf Amin, Katib ‘Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Sekjen PBNU H Helmy Faishal Zaini, Mustasyar PWNU DKI Jakarta KH Maulana Kamal Yusuf, pejabat daerah setempat, dan segenap pengurus syuriyah dan tanfidziyah PWNU DKI Jakarta.

Rais Syuriyah PWNU DKI Jakarta KH Mahfudz Asirun dalam sambutannya menyatakan bahwa penetapan Hari Santri Nasional menjadi wujud perhatian pemerintah sejarah perjuangan para santri. Menurutnya, santri bermakna lebih luas dari sekadar orang yang tinggal di pesantren. Siapa pun yang memiliki semangat mendalami ilmu yang tinggi, pelopor kebaikan, berakhlakul karimah, dan bertindak untuk mencapai ridha Allah, baginya adalah seorang santri.

Acara pembacaan shalawat Nariyah tersebut menjadi bagian dari agenda Pembacaan 1 Miliar Shalawat yang digelar secara serentak di Indonesia. Selain di Jakarta, pembacaan shalawat Nariyah juga dipusatkan di Lamongan, Lirboyo, Pasuruan, Situbondo, Lampung Tengah, Balikpapan, dan Samarinda. (Mahbib)
Habib Ali Assegaf: Kita Harus Berterima Kasih kepada Mbah Hasyim
Jakarta, NU Online
Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf menegaskan tentang pentingnya nikmat rasa aman yang dimiliki bangsa Indonesia. Menurutnya, betapapun makmurnya hidup seseorang, tanpa rasa aman hal tersebut akan sia-sia. Karena itu, penting bagi bangsa Indonesia untuk mensyukuri anugerah luar biasa ini.

“Kita harus berterima kasih kepada orang pertama yang memberikan kita rasa aman, yaitu KH Hasyim Asy’ari,” katanya di hadapan ribuan warga yang memadati Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta, Jumat (21/10) malam, dalam acara pembacaan shalawat Nariyah sebagai bagian dari rangkaian kegiatan peringatan Hari Santri Nasional.

Habib Ali berbicara dalam konteks kisah perjuangan Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari dalam menghadapi suasana genting sekitar dua bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945 di Surabaya. Melalui fatwa Resolusi Jihad, pendiri Nahdlatul Ulama itu mampu membakar semangat para santri dan arek-arek Surabaya untuk melawan penjajah yang hendak merebut kembali kemerdekaan Indonesia.

Soal agenda pembacaan shalawat Nariyah yang digagas PBNU, Habib Ali yang merupakan pemimpin Majelis Ta’lim wal Mudzakarah al-Afaf ini mengaku mendukung penuh. Ia juga menjelaskan tentang sejumlah keutamaan dan manfaat membaca shalawat, mulai dari menghilangkan kesusahan sampai mendapatkan husnul khatimah.

Malam itu hadir pula Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto, Rais ‘Aam PBNU KH Ma’ruf Amin, Katib ‘Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Sekjen PBNU H Helmy Faishal Zaini, Mustasyar PWNU DKI Jakarta KH Maulana Kamal Yusuf, pejabat daerah setempat, dan segenap pengurus syuriyah dan tanfidziyah PWNU DKI Jakarta.

Rais Syuriyah PWNU DKI Jakarta KH Mahfudz Asirun dalam sambutannya menyatakan bahwa penetapan Hari Santri Nasional menjadi wujud perhatian pemerintah sejarah perjuangan para santri. Menurutnya, santri bermakna lebih luas dari sekadar orang yang tinggal di pesantren. Siapa pun yang memiliki semangat mendalami ilmu yang tinggi, pelopor kebaikan, berakhlakul karimah, dan bertindak untuk mencapai ridha Allah, baginya adalah seorang santri.

Acara pembacaan shalawat Nariyah tersebut menjadi bagian dari agenda Pembacaan 1 Miliar Shalawat yang digelar secara serentak di Indonesia. Selain di Jakarta, pembacaan shalawat Nariyah juga dipusatkan di Lamongan, Lirboyo, Pasuruan, Situbondo, Lampung Tengah, Balikpapan, dan Samarinda. (Mahbib)

KONTAK REDAKSI

Gedung PBNU Lt. 5
Jl. Kramat Raya 164
Jakarta 10430 - Indonesia
redaksi[at]nu.or.id

PERIKLANAN

Tel : 021 - 3914013
Fax : 021 - 3914014
marketing[at]nu.or.id

MEDIA PARTNER

TV9
Aswaja TV
NU TV
Radio NU
AULA
Majalah Risalah NU
164 Channel

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH IMPLEMENTASI STRATEGI

Pertempuran Permulaan

PROSES PRODUKSI DEPARTEMENT SPINNING IV