Ingin Kaya? Bersedekahlah!
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Suara Nahdlatul Ulama
Ingin Kaya? Bersedekahlah!
Ahad, 19 Maret 2017 11:00Daerah
Jakarta, NU Online
Ketua PCNU Kabupaten Sukabumi KHR Abdul Basit dikenal sebagai tokoh yang menganjurkan sedekah dan mengeluarkan zakat. Bertahun-tahun ia mengampanyekan hal tersebut. Kemudian ide dia diterima di tempat tinggalnya dengan gerakan bersedekah 500 Rupiah per hari.
“Gerakan sptitualisme beliau ditempuh dengan cara sedekah. Itu ajarannya,” demikian komentar Kabid Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Jawa Barat H. Abu Bakar ketika ditanya testimoni tentang Ajengan Basith yang meninggal di Dubai, Uni Emirat Arab pada Rabu (15/3).
Suatu ketika, Abu Bakar pernah datang ke kediaman Ajengan Basith di kompleks Pondok Pesantren Al-Amin, Desa Nanggerang, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Abu Bakar saat itu meminta doa ingin kaya.
“Hayang beunghar (ingin kaya), hayang boga mobil (ingin mempunyai mobil), ‘kata beliau, mulai dengan sedekah’,” cerita Abu Bakar. seraya megatakan, apa yang dilakukan KH Yusuf Mansur tentang sedekah, sudah dilakukan Ajengan Basith jauh lebih dahulu.
“Problem dan kesulitan materi dapat diselesaikan dengan materi lagi, melalui saling bantu, takaful. Himpunan materi bisa menyelesaikan problem materi. Tentu saja, Buya Basith menggunakan media agama yg dikomunikasikan secara sederhana kepada rakyat kecil yang memang sedang kesulitan materi,” jelas Abu Bakar.
Wakil Sekretaris PCNU Kabupaten Sukabumi Daden Sukendar bersaksi juga tentang anjuran bersedakah dari Ajengan Basith.
"Harta yang dimakan akan jadi kotoran, yang disimpan akan jadi rebutan, yang dizakatkan akan jadi penjaga harta dan penjaga diri, yang disedekahkan akan jadi penyubur harta dan penolong, sedangkan yang di infakkan akan jadi simpanan untuk bekal akhirat,” ungkap Daden menirukan ucapan Ajengan Basith.
KH Abdul Basith wafat di Dubai, Uni Emirat Arab pada Rabu (15/3) sekitar pukul 11.30 waktu setempat. Ia adalah Ketua PCNU Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pengasuh Pondok Pesantren Al-Amin Cicurug, dan Ketua Majelis Silaturahim Pondok Pesantren dan Majelis Ta'lim Kota dan Kabupaten Sukabumi.
Ajengan Basith wafat dalam perjalanan menjalankan ibadah umrah bersama Bupati Kabupaten Sukabumi H. Marwan Hamami dan 18 orang lain. Sebelum ke Arab Saudi, rombongan berziarah ke Yordania. Kemudian transit di Dubai. Ketika di Dubai Ajengan Basith meninggal karena serangan jantung. Ia sempat dilarikan ke sebuah rumah sakit, tapi jiwanya tidak tertolong.(Abdullah Alawi)
Jakarta, NU Online
Ketua PCNU Kabupaten Sukabumi KHR Abdul Basit dikenal sebagai tokoh yang menganjurkan sedekah dan mengeluarkan zakat. Bertahun-tahun ia mengampanyekan hal tersebut. Kemudian ide dia diterima di tempat tinggalnya dengan gerakan bersedekah 500 Rupiah per hari.
“Gerakan sptitualisme beliau ditempuh dengan cara sedekah. Itu ajarannya,” demikian komentar Kabid Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Jawa Barat H. Abu Bakar ketika ditanya testimoni tentang Ajengan Basith yang meninggal di Dubai, Uni Emirat Arab pada Rabu (15/3).
Suatu ketika, Abu Bakar pernah datang ke kediaman Ajengan Basith di kompleks Pondok Pesantren Al-Amin, Desa Nanggerang, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Abu Bakar saat itu meminta doa ingin kaya.
“Hayang beunghar (ingin kaya), hayang boga mobil (ingin mempunyai mobil), ‘kata beliau, mulai dengan sedekah’,” cerita Abu Bakar. seraya megatakan, apa yang dilakukan KH Yusuf Mansur tentang sedekah, sudah dilakukan Ajengan Basith jauh lebih dahulu.
“Problem dan kesulitan materi dapat diselesaikan dengan materi lagi, melalui saling bantu, takaful. Himpunan materi bisa menyelesaikan problem materi. Tentu saja, Buya Basith menggunakan media agama yg dikomunikasikan secara sederhana kepada rakyat kecil yang memang sedang kesulitan materi,” jelas Abu Bakar.
Wakil Sekretaris PCNU Kabupaten Sukabumi Daden Sukendar bersaksi juga tentang anjuran bersedakah dari Ajengan Basith.
"Harta yang dimakan akan jadi kotoran, yang disimpan akan jadi rebutan, yang dizakatkan akan jadi penjaga harta dan penjaga diri, yang disedekahkan akan jadi penyubur harta dan penolong, sedangkan yang di infakkan akan jadi simpanan untuk bekal akhirat,” ungkap Daden menirukan ucapan Ajengan Basith.
KH Abdul Basith wafat di Dubai, Uni Emirat Arab pada Rabu (15/3) sekitar pukul 11.30 waktu setempat. Ia adalah Ketua PCNU Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pengasuh Pondok Pesantren Al-Amin Cicurug, dan Ketua Majelis Silaturahim Pondok Pesantren dan Majelis Ta'lim Kota dan Kabupaten Sukabumi.
Ajengan Basith wafat dalam perjalanan menjalankan ibadah umrah bersama Bupati Kabupaten Sukabumi H. Marwan Hamami dan 18 orang lain. Sebelum ke Arab Saudi, rombongan berziarah ke Yordania. Kemudian transit di Dubai. Ketika di Dubai Ajengan Basith meninggal karena serangan jantung. Ia sempat dilarikan ke sebuah rumah sakit, tapi jiwanya tidak tertolong.(Abdullah Alawi)
Jakarta, NU Online
Ketua PCNU Kabupaten Sukabumi KHR Abdul Basit dikenal sebagai tokoh yang menganjurkan sedekah dan mengeluarkan zakat. Bertahun-tahun ia mengampanyekan hal tersebut. Kemudian ide dia diterima di tempat tinggalnya dengan gerakan bersedekah 500 Rupiah per hari.
“Gerakan sptitualisme beliau ditempuh dengan cara sedekah. Itu ajarannya,” demikian komentar Kabid Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Jawa Barat H. Abu Bakar ketika ditanya testimoni tentang Ajengan Basith yang meninggal di Dubai, Uni Emirat Arab pada Rabu (15/3).
Suatu ketika, Abu Bakar pernah datang ke kediaman Ajengan Basith di kompleks Pondok Pesantren Al-Amin, Desa Nanggerang, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Abu Bakar saat itu meminta doa ingin kaya.
“Hayang beunghar (ingin kaya), hayang boga mobil (ingin mempunyai mobil), ‘kata beliau, mulai dengan sedekah’,” cerita Abu Bakar. seraya megatakan, apa yang dilakukan KH Yusuf Mansur tentang sedekah, sudah dilakukan Ajengan Basith jauh lebih dahulu.
“Problem dan kesulitan materi dapat diselesaikan dengan materi lagi, melalui saling bantu, takaful. Himpunan materi bisa menyelesaikan problem materi. Tentu saja, Buya Basith menggunakan media agama yg dikomunikasikan secara sederhana kepada rakyat kecil yang memang sedang kesulitan materi,” jelas Abu Bakar.
Wakil Sekretaris PCNU Kabupaten Sukabumi Daden Sukendar bersaksi juga tentang anjuran bersedakah dari Ajengan Basith.
"Harta yang dimakan akan jadi kotoran, yang disimpan akan jadi rebutan, yang dizakatkan akan jadi penjaga harta dan penjaga diri, yang disedekahkan akan jadi penyubur harta dan penolong, sedangkan yang di infakkan akan jadi simpanan untuk bekal akhirat,” ungkap Daden menirukan ucapan Ajengan Basith.
KH Abdul Basith wafat di Dubai, Uni Emirat Arab pada Rabu (15/3) sekitar pukul 11.30 waktu setempat. Ia adalah Ketua PCNU Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pengasuh Pondok Pesantren Al-Amin Cicurug, dan Ketua Majelis Silaturahim Pondok Pesantren dan Majelis Ta'lim Kota dan Kabupaten Sukabumi.
Ajengan Basith wafat dalam perjalanan menjalankan ibadah umrah bersama Bupati Kabupaten Sukabumi H. Marwan Hamami dan 18 orang lain. Sebelum ke Arab Saudi, rombongan berziarah ke Yordania. Kemudian transit di Dubai. Ketika di Dubai Ajengan Basith meninggal karena serangan jantung. Ia sempat dilarikan ke sebuah rumah sakit, tapi jiwanya tidak tertolong.(Abdullah Alawi)
- 1Ini Lafal Niat Puasa Rajab
- 2PBNU: Awal Rajab 1439 Jatuh pada Senin 19 Maret 2018
- 3Doa Syekh Abdul Qadir al-Jilani pada Malam Satu Rajab
- 4Terungkap! Cadar Hanya Perintah Khusus untuk Para Istri Nabi
- 5Cucu Syekh Abdul Qadir Jailani Bangga dengan NU dan Banser
- 6Ketika Habib Luthfi dan Habib Quraish Shihab Satu Panggung
- 7Ketentuan Waktu Puasa Rajab
- 8Hukum Anal Seks dalam Islam
- 9Jumlah Hari Puasa Rajab
- 10Habib Luthfi Jelaskan Cara Mengenal dan Dikenal Allah
© 2015 NU Online. All rights reserved. Nahdlatul Ulama
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar