Amalan saat Iman kepada Allah Terguncang Keraguan

::: Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Nyai Hj. Aisyah Hamid Baidhowi (Ketum PP Muslimat NU 1995-2000, adik kandung Gus Dur, wafat pukul 12.50 WIB di RS Mayapada, Lebak Bulus, Jakarta. ::: Simak berbagai info NU Online melalui media sosial Twitter (@nu_online), Facebook (www.facebook.com/situsresminu), Instagram (@nuonline_id) :::: Kritik, saran, informasi atau artikel dapat dikirimkan kepada kami melalui email redaksi[@]nu.or.id :::: Info pemasangan iklan, hubungi email rizky[@]nu.or.id atau telepon 021-3914014 :::

Amalan saat Iman kepada Allah Terguncang Keraguan

Rabu, 16 November 2016 08:05Ubudiyah
Bagikan   
Amalan saat Iman kepada Allah Terguncang Keraguan
Pikiran tidak bisa dibendung. Ia mengembara ke mana suka. Dalam pengembaraan ini setan ikut menemani perjalanan. Ia menggiring secara perlahan pengembaraan pikiran orang beriman sampai ke batas keraguan. Awalnya orang beriman diajari pertanyaan “siapa pencipta alam?”, sampai tidak terasa datang pertanyaan “siapa pencipta Allah?”

Kalau pengembaraan pikiran sudah sampai pertanyaan di atas, Rasulullah SAW menahan kita untuk berhenti di sini. Beliau meminta kita untuk membaca ta‘awudz agar Allah menyelematkan keimanan kita dari pelbagai sangkaan-sangkaan kosong belaka.

Karenanya Rasulullah SAW meminta kita untuk membaca doa berikut ini sebanyak tiga kali.

آمَنَّا بِاللهِ وَبِرُسُلِهِ

Âmannâ billâhi wa birusulihi

Artinya, “Kami beriman kepada Allah dan para rasul-Nya.”

Sementara sebagian ulama menganjurkan agar kita memperbanyak baca lafal tahlil ketika berwudhu, shalat, dan ibadah serupa keduanya. Selain itu kita dianjurkan untuk mencari aktivitas yang mendatangkan kegembiraan. Karena setan tidak suka dengan kegembiraan orang beriman. Anjuran ini dikutip Imam An-Nawawi dari Risalah Qusyairiyah karya Imam Al-Qusyairi.

Ibnu Abbas RA dengan senyum berkomentar bahwa tiada satu orang pun yang lepas dari gangguan keraguan seperti ini. Ibnu Abbas RA menganjurkan kepada salah seorang sahabatnya yang mengalami guncangan keraguan seperti ini dengan membaca Surat Al-Hadid ayat tiga sebagai berikut.

هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Artinya, “Dialah Allah yang awal dan akhir, yang lahir dan bathin. Dia mengetahui segala sesuatu.”

Menurut Imam An-Nawawi dalam Al-Adzkar, keraguan keimanan akibat gangguan setan seperti ini justru menghinggapi orang yang memiliki keimanan yang mantap. “Karena pencuri tidak akan memasuki rumah yang sudah runtuh.”

Di samping itu, kita juga perlu memperdalam tauhid. Kita perlu mencari majelis taklim yang membaca kitab-kitab tauhid seperti Fathul MajidTijanud DarariKifayatul Awam, dan Al-Iqtishad fil I’tiqad, dan kitab tauhid Ahlussunnah wal Jamaah lainnya. (Alhafiz K)
Amalan saat Iman kepada Allah Terguncang Keraguan
Pikiran tidak bisa dibendung. Ia mengembara ke mana suka. Dalam pengembaraan ini setan ikut menemani perjalanan. Ia menggiring secara perlahan pengembaraan pikiran orang beriman sampai ke batas keraguan. Awalnya orang beriman diajari pertanyaan “siapa pencipta alam?”, sampai tidak terasa datang pertanyaan “siapa pencipta Allah?”

Kalau pengembaraan pikiran sudah sampai pertanyaan di atas, Rasulullah SAW menahan kita untuk berhenti di sini. Beliau meminta kita untuk membaca ta‘awudz agar Allah menyelematkan keimanan kita dari pelbagai sangkaan-sangkaan kosong belaka.

Karenanya Rasulullah SAW meminta kita untuk membaca doa berikut ini sebanyak tiga kali.

آمَنَّا بِاللهِ وَبِرُسُلِهِ

Âmannâ billâhi wa birusulihi

Artinya, “Kami beriman kepada Allah dan para rasul-Nya.”

Sementara sebagian ulama menganjurkan agar kita memperbanyak baca lafal tahlil ketika berwudhu, shalat, dan ibadah serupa keduanya. Selain itu kita dianjurkan untuk mencari aktivitas yang mendatangkan kegembiraan. Karena setan tidak suka dengan kegembiraan orang beriman. Anjuran ini dikutip Imam An-Nawawi dari Risalah Qusyairiyah karya Imam Al-Qusyairi.

Ibnu Abbas RA dengan senyum berkomentar bahwa tiada satu orang pun yang lepas dari gangguan keraguan seperti ini. Ibnu Abbas RA menganjurkan kepada salah seorang sahabatnya yang mengalami guncangan keraguan seperti ini dengan membaca Surat Al-Hadid ayat tiga sebagai berikut.

هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Artinya, “Dialah Allah yang awal dan akhir, yang lahir dan bathin. Dia mengetahui segala sesuatu.”

Menurut Imam An-Nawawi dalam Al-Adzkar, keraguan keimanan akibat gangguan setan seperti ini justru menghinggapi orang yang memiliki keimanan yang mantap. “Karena pencuri tidak akan memasuki rumah yang sudah runtuh.”

Di samping itu, kita juga perlu memperdalam tauhid. Kita perlu mencari majelis taklim yang membaca kitab-kitab tauhid seperti Fathul MajidTijanud DarariKifayatul Awam, dan Al-Iqtishad fil I’tiqad, dan kitab tauhid Ahlussunnah wal Jamaah lainnya. (Alhafiz K)
Amalan saat Iman kepada Allah Terguncang Keraguan
Pikiran tidak bisa dibendung. Ia mengembara ke mana suka. Dalam pengembaraan ini setan ikut menemani perjalanan. Ia menggiring secara perlahan pengembaraan pikiran orang beriman sampai ke batas keraguan. Awalnya orang beriman diajari pertanyaan “siapa pencipta alam?”, sampai tidak terasa datang pertanyaan “siapa pencipta Allah?”

Kalau pengembaraan pikiran sudah sampai pertanyaan di atas, Rasulullah SAW menahan kita untuk berhenti di sini. Beliau meminta kita untuk membaca ta‘awudz agar Allah menyelematkan keimanan kita dari pelbagai sangkaan-sangkaan kosong belaka.

Karenanya Rasulullah SAW meminta kita untuk membaca doa berikut ini sebanyak tiga kali.

آمَنَّا بِاللهِ وَبِرُسُلِهِ

Âmannâ billâhi wa birusulihi

Artinya, “Kami beriman kepada Allah dan para rasul-Nya.”

Sementara sebagian ulama menganjurkan agar kita memperbanyak baca lafal tahlil ketika berwudhu, shalat, dan ibadah serupa keduanya. Selain itu kita dianjurkan untuk mencari aktivitas yang mendatangkan kegembiraan. Karena setan tidak suka dengan kegembiraan orang beriman. Anjuran ini dikutip Imam An-Nawawi dari Risalah Qusyairiyah karya Imam Al-Qusyairi.

Ibnu Abbas RA dengan senyum berkomentar bahwa tiada satu orang pun yang lepas dari gangguan keraguan seperti ini. Ibnu Abbas RA menganjurkan kepada salah seorang sahabatnya yang mengalami guncangan keraguan seperti ini dengan membaca Surat Al-Hadid ayat tiga sebagai berikut.

هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Artinya, “Dialah Allah yang awal dan akhir, yang lahir dan bathin. Dia mengetahui segala sesuatu.”

Menurut Imam An-Nawawi dalam Al-Adzkar, keraguan keimanan akibat gangguan setan seperti ini justru menghinggapi orang yang memiliki keimanan yang mantap. “Karena pencuri tidak akan memasuki rumah yang sudah runtuh.”

Di samping itu, kita juga perlu memperdalam tauhid. Kita perlu mencari majelis taklim yang membaca kitab-kitab tauhid seperti Fathul MajidTijanud DarariKifayatul Awam, dan Al-Iqtishad fil I’tiqad, dan kitab tauhid Ahlussunnah wal Jamaah lainnya. (Alhafiz K)

KONTAK REDAKSI

Gedung PBNU Lt. 5
Jl. Kramat Raya 164
Jakarta 10430 - Indonesia
redaksi[at]nu.or.id

PERIKLANAN

Tel : 021 - 3914013
Fax : 021 - 3914014
marketing[at]nu.or.id

MEDIA PARTNER

TV9
Aswaja TV
NU TV
Radio NU
AULA
Majalah Risalah NU
164 Channel

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH IMPLEMENTASI STRATEGI

Pertempuran Permulaan

PROSES PRODUKSI DEPARTEMENT SPINNING IV