@sketsanewscom 33 mnt33 menit yang lalu Selengkapnya Faisal Basri : Indonesia Dijajah Pasar https://sketsanews.com/news/faisal-basri-indonesia-dijajah-pasar/ …
Faisal Basri : Indonesia Dijajah Pasar
Sketsanews.com – Ekonom senior Institute for Development for Economics and Finance (Indef) Faisal Basri menyoroti utang luar negeri Indonesia yang terus meningkat dalam tiga tahun terakhir. Menurut dia, saat ini pemerintah terlalu mengobral utang dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN) yang cenderung dikuasai oleh pihak asing dalam mata uang asing.
“SBN dikuasai asing enggak apa-apa, kalau enggak ada gejolak. Yang menjajah kita sekarang pasar dan pasar itu sekarang gonjang-ganjing. Tolong jujur dikit aja, makin lama makin enek kalau liatnya enggak jujur (pemerintah), Indonesia makin obral utang,” ucapnya saat diskusi dengan media di Kantor INDEF, Jakarta, Rabu (21/3).
Dia mengatakan, ada kehawatiran jika kepemilikan SBN didominasi oleh asing, lantaran pemerintah tidak dapat mengendalikan pergerakan pasar. Terlebih di saat pasar mengalami gejolak, dikhawatirkan investor asing keluar dari kepemilikan SBN.
“Kalau saran saya, lebih baik perbanyak utang dengan bank dunia, seperti ADB, Jepang, itu jaminan lebih efektif. Tapi kita enggak bisa merdeka, enggak bisa suka-suka pakai anggaran, enggak bisa cawe-cawe,” kata Faisal.
Peneliti Indef lainnya, Riza Annisa Pujarama mengungkapkan, kepemilikan asing terhadap Surat Berharga Negara (SBN) perlu diwaspadai. Sebab hal itu akan mampu menimbulkan arus modal keluar (capital outflow). “Kepemilikan SBN banyak dimiliki asing, ini bahaya apalagi kondisi rupiah sedang terdepresiasi,” sebut dia.
Agresivitas pembangunan infrastruktur berdampak pada membengkaknya utang pemerintah. Hingga Februari 2018, total utang pemerintah mencapai Rp 4.034,8 triliun. Jika ditotal dengan jumlah utang swasta, total utang Indonesia mencapai sekitar Rp 7 ribu triliun.
Tingginya utang pemerintah membuat ruang ekspansi di APBN kian sempit. Keseimbangan primer (pendapatan dikurangi belanja, minus pembayaran bunga utang) pun terus mencatatkan tren negatif.
”Hal ini menunjukkan cash flow pemerintah yang justru makin tekor ketika menambah utang. Akibatnya, pemerintah menggunakan utang baru untuk membayar bunga dan cicilan utang,” kata Riza lagi.
Riza melanjutkan, saat ini indikator rasio utang pemerintah dalam status waspada. Dia mengakui, rasio utang terhadap PDB 2017 yang sebesar 28,9 persen memang masih dalam batas wajar UU Keuangan Negara.
(in) via Indonesia Dijajah Pasar | batampos.co.id
(in) via Indonesia Dijajah Pasar | batampos.co.id
1

 
Komentar
Posting Komentar